Archive for November, 2011


PAHLAWAN AKAN MENANGIS

PAHLAWAN AKAN MENANGIS

OLEH :

 SONHAJI MUTIALLAH, M. MPd

Besok hari Kamis, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan 10 November 2011. Peristiwa bersejarah itu menjadi momen penting untuk direfleksikan mengingat jasa-jasa para pahlawan begitu besar untuk bangsa ini dan begitu indah untuk dilupakan. Momen sejarah ini mengingatkan kita bahwa kemerdakaan bangsa ini bukan dari hasil pemberian negara lain, tetapi hasil dari jerih payah pahlawan bangsa ini yang dengan berkorban jiwa dan raga sampai titik darah penghabisan untuk negeri tercinta: Indonesia.

Setiap Tanggal 10 November, bangsa Indonesia selalu memperingati-hari Pahlawan, baik dengan Upacara bendera, maupun memperingati dengan berbagai acara yang lain. Namun, apa yang telah direfleksikan oleh bangsa ini terkait peringatan hari Pahlawan itu? Peringatan hari Pahalawan, di sekolah-sekolah, intansi pemerintahan, menjadi momen untuk mengingatkan kita akan jasa-jasa para pahlawan yang telah mengukir keberhasilannya merebut tanah air dari segala bentuk intervensi asing dan penjajahan.Hari ini pula kita memperingati Hari Pahlawan sebagaimana peringatan-peringatan sebelumnya: pesan dan kesan yang disampaikan saat upacara dari waktu ke waktu semakin berubah.

Kalau dulu pesan yang disampaikan adalah membina persatuan dan kesatuan bangsa, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan tidak mudah terpecah belah oleh bangsa asing. Sedang pesan yang perlu di sampaikan pada momen acara hari Pahlawan ini adalah masalah degradasi moral, kemerosotan nilai moral bangsa Indonesia mulai terlihat, tidak hanya terjadi pada kalangan remaja, pelajar,dan masyarakat kelas bawah. Tapi, kemerosotan moral terjadi juga pada pemipin-pemimpin bangsa di Indonesia baik dari birokrasi maupun legislative. Bila kita lihat di televisi maupun media masa betapa bangganya para pelajar melakukan pesta minum-minuman keras, melakukan seks bebas, konsumsi narkoba,dan penyimpangan social yang lain misalnya perkelahian antar pelajar, dan lain-lain. Tidak hanya di lakukan oleh pelajar tingkat SMP maupun SMA, tetapi Para mahasiswa yang secara akademisi sudah mumpuni juga tidak kalah brutalnya melakukan perkelahian massal di kampus bahkan merusak fasilitas di kampus.

Di lembaga pemerintahan tidak kalah buruknya, para Pejabat pemerintahan, Kepala Daerah, Ketua Dewan Dan Anggotanya semuanya hampir terlibat dalam tindak korupsi, bahkan lembaga kepolisisan, kejaksaan dan pengadilan, yang semestinya melindungi dan mengontrol, melindungi masyarakat juga ikut-ikutan korupsi. Tokoh masyarakat, Aktivis dan politisi mudah juga tidak kalah brengseknya juga masuk dalam lingkaran setan. Semuanya ini akan merusak sendi-sendi bangsa Indonesia. Akibatnya kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia , dengan pengorbanan para pahlawan, hanya bersifat semu karena dinikmati oleh para pemimpin dan golongan tertentu. Kemerdekaan yang merupakan hak bagi seluruh Rakyat Indonesia tidak bisa dinikmati  olehnya. Tujuan bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan untuk memajukan kesejahteraan umum, tapi, kenyataannya?…Pengangguran meningkat, kemiskinan meningkat, biaya pendidikan sangat mahal, biaya kesehatan juga mahal, semua ini akibat dari banyaknya pelaku koruptor di Indonesia.

Memudarnya pemahaman dan minimnya antusiasme generasi muda akan sejarah bangsa ini, tentu sangat memprihatinkan. Jangankan untuk mengenal dan mengetahui sejarah para Pahlawan negeri ini, untuk sekedar membaca pun sudah kian malas.

Andaikata para Pahlawan itu bisa melihat , maka dia akan menangis dan tidak terima melihat bangsa Indonesia yang diperjuangkan ini menjadi sarangnya koruptor, menjadi bangsa yang mengalami kemerosotan moral, para pimpinannya yang mementingkan dirinya sendiri dan keluarga, tidak pedulikan rakyatnya.

Hari Pahlawan, sesungguhnya menjadi momen penting tidak saja bagi generasi muda, tetapi juga penting bagi keum tua. Kaum tua. Saya sebut “kaum tua” karena kaum tua menjadi contoh untuk para generasi muda. Jika kita melihat fenomena konflik yang santer terekspose media massa akhir-akhir ini–dimana sebuah hukum diperjualbelikan, suap-menyuap menjadi hal yang sangat lazim, sesungguhnya itu menandakan minimnya pemaknaan akan Hari Pahlawan.

Jelas, para pahlawan bukan tidak memiliki tujuan melakukan pelbagai perlawanan terhadap para penjajah yang mencoba merebut bangsa ini dan mereka (para pahlawan) tentu tidak ingin secuil tanah subur ini jatuh ke genggaman para penjajah. Terlebih, peristiwa perlawanan para pahlawan ini setelah Indonesia merdeka, meraka tahu betul betapa sulit dan penuh pengorbanan mendapatkan sebuah kemerdekaan. Ya, kemerdakaan. Kemerdakaan yang diinginkan kita semua ,Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia.

Mari, pada momen ini kita tetap menghargai jasa-jasa para pahlawan dengan melakukan yang terbaik bagi bangsa ini. Negeri ini membutuhkan figur para pejuang, bukan para pecundang yang akan memperosokkan Indonesia ke dalam jurang kehancuran. Pemberantasan korupsi dan segala bentuk tindakan merugikan negara harus diberangus dari negeri tercinta ini , Salam perjuangan dan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2011.

Seperti biasanya pada saat musim haji tiba, Hari raya Idul Adha selalu datang. Hari Raya Idul Adha sendiri bisa disebut hari raya Kurban. Diihari itu kita wajib bagi yang mampu untuk berkorban hewan seperti Sapi, Kambing atau Unta yang kelak nantinya dijadikan kendaraannya di Akhirat kelak. Perintah Kurban sendiri berawal dari Kisah Nabi Ibrahim As, yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail yang saat itu masih kecil melalui mimpinya. Karena hal itu merupakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim akhirnya mau melakukannya walaupun dengan perasaan dilematis, dan saat itu juga saat disembelih , Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor Qibas (Kambing). Karena hal ini merupakan ujian kesetiaan Nabi Ibrahim As Kepada Allah SWT  (hal ini diabadikan di Surat As- Shaffat: 102 -109)

Dan hari Raya Idul Adha pada tahun ini jatuh pada hari Minggu 6 Nopember 2011, Perguruan Tamansiswa Prigen mengadakan acara Qurban . Dalam acara ini Perguruan Tamansiswa Prigen berkurban 2 ekor kambing. Yang datang pada acara kurban itu ada para Pamong(sebutan guru di Tamansiswa) dan PPTS (sebutan pengurus OSIS di Tamansiswa). Setelah disembelih, daging kambing lalu dibersihkan dan dibagi ke orang orang disekitar sekolah (khususnya orang – orang yang tidak mampu). Acara seperti ini rutin dilaksanakan di Tamansiswa Prigen ini. Karena hal ini merupakan wujud ketaat kita pada Allah SWT. Dan semoga Tamansiswa Prigen bukan hanya menjadi pelopor sekolah tapi juga menjadi yang terbaik pada masa yang akan datang.

Berikut ini beberapa foto kegiatan Qurban DI Tamansiswa Prigen :

 

STANDAR KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

 


Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung gugat mengkoordi-nasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing. Dalam praktik di Indonesia, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Tidak pernah ada orang yang bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi, seorang guru dapat berharap bahwa jika “beruntung” suatu saat kariernya akan berujung pada jabatan kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap sebagai guru diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di antaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah. Umumnya mereka tidak cocok untuk mengemban tanggung jawab manajerial. Ingat salah satu prinsip Peter tentang inkompetensi? Orang-orang seperti ini telah terjerembab di puncak inkompetensinya dan akan tetap di situ hingga pensiun. Bayangkan nasib sekolah jika dipimpin oleh seseorang yang tidak lagi kompeten.

Setidaknya di Indonesia saat ini, secara finansial jabatan itu sebenarnya tidak pula memberi janji resmi bagi kehidupan yang jauh lebih layak dibandingkan para guru lainnya. Sedikit sekali fasilitas yang disediakan bagi pengemban tanggung jawab sebesar itu. Jangan bandingkan gaji kepala sekolah di negeri ini dengan gaji rata-rata kepala sekolah di negara yang sudah maju. Bagi mereka yang umumnya berpendapatan cukup besar, kenaikan BBM sampai lima ribu per liter pun tidak akan membuat mereka stress. Namun, sekalipun dengan fasilitas yang sangat minim itu dalam kenyataan para guru di Indonesia (umumnya) tampaknya berlomba-lomba, dan seolah-olah menghalalkan apa saja, untuk dapat diangkat sebagai kepala sekolah. Agaknya, dalam praktik, jabatan kepala sekolah telah memiliki nilai ekonomi yang lebih mengungguli nilai-nilai lainnya, bahkan nilai moral sekalipun. Akibatnya, banyak mereka yang menjabat sebagai kepala sekolah melakukan tindakan memalukan yang mengorbankan kepentingan peserta didik. Sayangnya, contoh yang tidak terpuji dari kepala sekolah ini kemudian menular ke para guru dan staf pendukung lainnya. Ini tentu saja sangat disayangkan karena para pengelola sekolah seyogianya lebih mengutamakan kepentingan pembelajaran peserta didik ketimbang kepentingannya sendiri atau kepentingan-kepentingan lainnya.

Kepala sekolah seharusnya merupakan jabatan yang istimewa. Untuk satu hal saja, jabatan kepala sekolah bukan sekadar jabatan manajer dengan segala macam sebutannya itu. Memang dalam artian sebagai pimpinan sebuah unit kerja, sebenarnya jabatan kepala sekolah tidak berbeda dari jabatan kemanajerialan lainnya. Setidaknya fungsinya sama, yaitu memaksimumkan pendayagunaan sumber daya yang tersedia secara produktif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bagi unit kerjanya. Dalam kadar tertentu, kepala sekolah sebagai pimpinan sebuah unit kerja, memainkan peran yang sama seperti halnya manajer unit kerja lainnya. Ia harus dapat memastikan bahwa sistem kerjanya berjalan lancar dan semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil harus tersedia secukupnya dengan kualitas yang memadai. Namun, kepala sekolah mengelola sebuah lembaga yang sangat istimewa yaitu sekolah sebagai lembaga formal pendidikan yang akan sangat mewarnai masa depan anggota utamanya, peserta didik.
KEPALA SEKOLAH ADALAH PEMIMPIN PENDIDIKAN

Tentu saja kepala sekolah bukan satu-satunya determinan bagi efektif tidaknya suatu sekolah karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan. Ada guru yang dipandang sebagai faktor kunci yang berhadapan langsung dengan para peserta didik dan masih ada lagi sejumlah masukan instrumental dan masukan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Namun, kepala sekolah memainkan peran yang termasuk sangat menentukan. Misalnya, studi dengan pendekatan sosiologi tentang efektivitas sekolah menengah menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memainkan peran yang sangat penting (Lightfoot, 1983; lihat juga telaahan mutakhir trends & issues manajemen pendidikan yang dikompilasi dalam ERIC, 2002). Kepala sekolah bukan manajer sebuah unit produksi yang hanya menghasilkan barang mati, seperti manajer pabrik yang menghasilkan sepatu, misalnya. Lebih dari para manajer lainnya, ia adalah pemimpin pendidikan yang bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan anggotanya mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Dalam lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti itu memberi ruang untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan kompetensi sepenuhnya, bukan sekadar kompetensi kognitif. Kepala sekolah seharusnya berada di garda paling depan dalam hal peneladanan, pemotivasian, dan pemberdayaan itu. Apakah ini barang baru? Sama sekali tidak karena jauh sebelumnya Ki Hadjar Dewantara telah berujar dengan pernyataannya yang terkenal itu: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani.

Uraian singkat di atas telah menunjukkan betapa tidak ringannya tanggung jawab seseorang sebagai kepala sekolah. Sebenarnya pekerjaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya tidak pernah ringan. Sudah sekian lama birokrasi pemerintahan negara kita tidak banyak membantu kepala sekolah mengatasi kerumitan itu. Sudah sejak lama pula para kepala sekolah berhadapan dengan situasi di mana mereka lebih banyak tergantung pada konteks dan periferal pekerjaannya. Mereka sering berada pada posisi nirdaya dalam situasi ketika kepemimpinan mereka benar-benar diperlukan. Oleh sebab itu, diperlukan paradigma baru untuk menanggalkan ketergantungan yang selama ini telah memerangkap para kepala sekolah yang sebagian sebenarnya mungkin telah bekerja dengan serius. Manajemen berbasis sekolah (MBS) dipandang banyak pihak dapat memberi ruang gerak lebih longgar bagi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Konsepnya bagus karena MBS adalah strategi untuk meningkatkan kem andirian para pengelola pendidikan dengan memindahkan wewenang pengambilan keputusan penting dari pemerintah pusat dan daerah ke level paling operasional, yaitu sekolah. Hasilnya masih belum jelas karena penerapannya ternyata juga masih harus menunggu kerelaan birokrasi pendidikan (daerah dan pusat) untuk mendelegasikan powernya.

KUALITAS PEMIMPIN PENDIDIKAN

Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu, pada gilirannya, menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban oleh kepala sekolah yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawabnya secara berhasil. Apa saja kualitas itu? Pertama, kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu. Dan ketiga, kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya.

Visi dan Misi

Barangkali tidak banyak kepala sekolah yang tahu persis apa visi sekolah mereka dan bagaimana caranya mewujudkan visi itu. Bahkan barangkali pula tidak banyak yang memahami benar arti visi dan misi. Hal yang sama kemungkinan besar berlaku bagi para pejabat dalam jabatan-jabatan pimpinan lainnya. Kepala sekolah yang bertanggung jawab berusaha mengetahui visi sekolahnya. Jika belum ada, mereka akan berusaha merumuskannya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Visi itu kemudian disosialisasikan sehingga menjadi cita-cita bersama. Selanjutnya ia akan berusaha secara konsisten untuk terus berupaya menggalang komitmen untuk mewujudkan visi itu. Ia tidak akan berdiam diri membiarkan visi itu menjadi rumusan indah yang menghiasi dinding kantornya.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah? Setidaknya ada kesepakatan bahwa kepala sekolah perlu memiliki sejumlah kompetensi berikut (diadaptasi dari CCSSO, 2002).

1. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
2. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf.
3. Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.
4. Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
5. Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.
6. Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih luas.

Integritas

Integritas adalah ketaatan pada nilai-nilai moral dan etika yang diyakini seseorang dan membentuk perilakunya sebagai manusia yang berharkat dan bermartabat. Ada ungkapan yang bagus untuk memahami pengertian integritas: integritas Anda tidak diukur dari kemampuan Anda menaklukkan puncak gunung, tetapi diri Anda sendiri. Setidaknya ada sejumlah ciri yang menggambarkan integritas kepala sekolah: dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali.

1. Dapat dipercaya (amanah). Seorang kepala sekolah haruslah orang yang dapat dipercaya. Kepercayaan itu diperolehnya secara sukarela, tidak dengan meminta apalagi memaksa orang lain untuk mempercayainya. Kepala sekolah tidak perlu berpidato di depan para guru, murid, atau orang tua murid bahwa ia adalah orang yang dapat dipercaya. Perilakunya sehari-hari telah menyampaikan informasi yang akurat tentang keamanahan itu. Kepala sekolah yang dapat dipercaya memiliki kejujuran yang tidak diragukan.
2. Konsisten. Kepala sekolah yang konsisten dapat diandalkan. Kepala sekolah seperti ini tidak mencla-mencle, perbuatannya taat asas dengan perkataannya. Kepala sekolah seperti ini tidak bermuka banyak. Ia mengoperasionalkan kebijakan pendidikan secara tegas dan bijaksana, dan tidak perlu menjadi anggota bunglon sosial untuk mengamankan kebijakan itu.
3. Komit. Kepala sekolah yang komit, terikat secara emosional dan intelektual untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan anak didiknya. Kepala sekolah seperti ini tahu persis bahwa tanggung jawabnya tidak mungkin dapat dipikulnya setengah-setengah. Pekerjaan sebagai kepala sekolah baginya bukan pekerjaan paruh waktu. Ia tidak boleh merangkap-rangkap pekerjaannya dengan pekerjaan lain, atau menjadi kepala sekolah di lebih dari satu tempat.
4. Bertanggung jawab. Kepala sekolah memiliki kewajiban sosial, hukum, dan moral dalam menjalankan perannya. Kepala sekolah yang berintegritas tidak akan menghindar apalagi lari dari tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang mengutamakan kepentingan anak didiknya sadar betul bahwa secara sosial, hukum, dan moral ia harus berperilaku yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Secara emosional terkendali. Kepala sekolah yang berkecerdasan emosi tinggi sangat menyadari pengaruh emosinya dan emosi orang lain terhadap proses pemikirannya dan interaksinya terhadap orang lain. Kepala sekolah seperti ini mampu mengaitkan emosi dengan penalaran, menggunakan emosi untuk memfasilitasi penalaran dan secara cerdas menalarkan emosi. Dengan kata lain, ia menyadari bahwa kemampuan kognitif seseorang diperkaya dengan emosi dan perlunya emosi dikelola secara kognitif.

UKURAN KINERJA SERTA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN UNTUK BERKINERJA SECARA KOMPETEN

Persoalannya sekarang adalah apa ukuran kinerja yang dapat disimak dari kepala sekolah yang kompeten serta apa saja pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk berkinerja seperti itu? Kita akan membahas hal ini dengan mengacu pada kompetensi yang telah dikemukakan sebelumnya.

Kompetensi 1: Memfasilitasi penyusunan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi dan misi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.

Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa sekolahnya memiliki visi dan misi yang jelas dan disepakati bersama serta didukung oleh komunitas sekolahnya. Jika visi dan misi itu belum ada, ia harus berinisiatif untuk menyusunnya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan atas sekolahnya. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Visi dan misi disusun bersama-sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
. Staf, keluarga murid, dan anggota masyarakat memahami visi dan misi sekolah.
. Pihak-pihak berkepentingan yakin bahwa inti visi sekolah dipakai sebagai pedoman bagi semua yang terlibat dalam urusan sekolah.
. Kontribusi anggota komunitas sekolah dalam pewujudan visi itu dihargai.
. Pihak-pihak yang berkepentingan menerima informasi tentang kemajuan upaya pencapaian visi sekolah.
. Komunitas sekolah terlibat aktif dalam upaya peningkatan sekolah.
. Program, rencana, dan kegiatan sekolah telah tersusun berdasarkan visi sekolah.
. Rencana berdasarkan tujuan dan strategi yang jelas dilaksanakan.
. Data penilaian pembelajaran peserta didik digunakan untuk menyusun visi dan tujuan sekolah.
. Data demografik murid dan keluarganya digunakan untuk menyusun misi dan tujuan sekolah.
. Hambatan pencapaian visi dapat ditanggulangi.
. Pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung implementasi misi dan tujuan sekolah telah diupayakan.
. Sumber daya yang ada untuk mendukung visi dan tujuan telah digunakan dengan efektif dan efisien.
. Visi, misi, dan rencana telah dipantau, dievaluasi, dan direvisi secara teratur.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Tujuan belajar dalam masyarakat yang pluralistik.
. Teknik penyusunan dan penerapan rencana stratejik.
. Teori dan pemikiran sistem.
. Teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
. Komunikasi yang efektif.
. Konsensus dan negosiasi yang efektif.

Kompetensi 2: Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf.

Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya lingkungan sekolah yang kondusif. Sekadar mengingatkan, lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan orang-orang di dalamnya untuk mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Kepala sekolah misalnya harus berupaya keras agar masalah-masalah sosial, seperti penyalahgunaan narkoba, tidak mengimbas ke dalam lingkungan sekolahnya. Dalam lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti memberi ruang untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan kompetensi sepenuhnya.

Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Semua orang diperlakukan secara adil, setara, berharkat, dan bermartabat.
. Pengembangan profesional terfokus pada pembelajaran peserta didik sesuai dengan visi dan tujuan sekolah.
. Peserta didik dan staf sekolah dihargai dan dipandang penting.
. Hambatan belajar diidentifikasi, diklarifikasi, dan ditanggulangi.
. Keberagaman dalam pengembangan pengalaman belajar disimak dan dipertimbangkan.
. Belajar seumur hidup didorong dan diberi contoh.
. Terbangunnya budaya harapan tinggi bagi kinerja diri sendiri, peserta didik, dan staf.
. Digunakannya teknologi dalam proses pembelajaran.
. Prestasi peserta didik dan staf diakui dan dirayakan.
. Tersedianya kesempatan beragam untuk belajar bagi semua peserta didik.
. Sekolah ditata dan diarahkan untuk mencapai keberhasilan peserta didik.
. Program kurikulum, ko-kurikulum, dan ekstra-kurikulum dirancang, dilaksanakan, dan disempurnakan secara berkala.
. Hasil riset, pendapat guru, dan rekomendasi dari anggota masyarakat terpelajar digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penting.
. Budaya sekolah dievaluasi secara teratur.
. Hasil belajar peserta didik dinilai dengan menggunakan berbagai teknik.
. Staf dan peserta didik diberi peluang menggunakan berbagai sumber informasi tentang prestasi.
. Berbagai cara supervisi dan evaluasi dimanfaatkan.
. Tersusunnya program-program untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan keluarganya.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Psikologi perkembangan peserta didik.
. Teori belajar terapan.
. Teori motivasi terapan.
. Desain, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum.
. Prinsip-prinsip pengajaran yang efektif.
. Teknik-teknik evaluasi belajar.
. Keberagaman dan artinya bagi program pendidikan.
. Model-model belajar dan pengembangan professional orang dewasa.
. Proses perubahan bagi sistem, organisasi, dan individu.
. Peranan teknologi dalam membantu proses belajar peserta didik dan pertumbuhan professional.

. Budaya sekolah.

Kompetensi 3: Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.

Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa apapun prinsip-prinsip dan teknik manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah yang diterapkan semata-mata digunakan bagi kepentingan peserta didik. Ia harus dapat menjamin bahwa lingkungan fisik sekolahnya aman dan sehat bagi peserta didik, guru, dan staf pendukung lainnya.

Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Pengetahuan tentang pembelajaran, pengajaran, dan perkembangan peserta didik digunakan dalam keputusan manajemen sekolah.
. Prosedur operasional digunakan dan dikelola untuk memaksimumkan peluang keberhasilan belajar. . Diterapkannya teknik baru yang menguntungkan.
. Tersusunnya dengan baik rencana dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan tujuan sekolah.
. Kesepakatan kontrak sekolah dikelola secara efektif.
. Bangunan dan semua fasilitas sekolah diperasikan secara aman, efisien, dan efektif.
. Waktu dikelola untuk memaksimumkan pencapaian tujuan organisasi.
. Teridentifikasinya masalah dan peluang potensial.
. Setiap masalah ditanggulangi secara tepat waktu.
. Sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dikelola untuk mencapai tujuan sekolah.
. Sistem organisasi dipantau dan dimodifikasi secara teratur sesuai dengan kebutuhan.
. Pihak-pihak berkepentingan dilibatkan dalam keputusan yang mempengaruhi sekolah.
. Tanggung jawab dibagi-bagi untuk memasimumkan akuntabilitas.
. Diterapkannya perangkaan masalah yang efektif dan keterampilan pemecahan masalah.
. Diterapkannya keterampilan solusi konflik secara efektif.
. Diterapkannya proses kelompok yang efektif dan keterampilan pencapaian konsensus.
. Terpeliharanya lingkungan sekolah yang aman, bersih, indah, dan menyenangkan.
. Fungsi-fungsi sumber daya manusia dijamin untuk mendukung pencapaian tujuan sekolah.
. Terpeliharanya kerahasiaan dokumen sekolah.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Prinsip-prinsip pengembangan organisasi.
. Prosedur operasi di tingkat sekolah dan daerah.
. Prinsip-prinsip dan isu tentang keamanan dan kesehatan lingkungan sekolah.
. Manajemen sumber daya manusia.
. Prinsip-prinsip penggunaan keuangan manajemen sekolah.
. Prinsip-prinsip penggunaan fasilitas sekolah.
. Aspek hukum pengoperasian sekolah.
. Teknologi mutakhir yang mendukung fungsi-fungsi manajemen.

Kompetensi 4: Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.

Kepala sekolah harus menyadari bahwa tujuan sekolah tidak mungkin dicapai tanpa melibatkan semua pihak yang berkepentingan, utamanya para orang tua murid. Manajemen sekolah adalah upaya bersama agar hal-hal yang tadinya terasa besar dan berat menjadi lebih terkendali. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus tidak boleh putus harapan untuk menghimbau dan merangkul semua pihak yang berkepentingan demi kemajuan sekolahnya.

Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Diutamakannya kemunculan yang sering, keterlibatan aktif, dan komunikasi dengan masyarakat luas.
. Terbinanya hubungan dengan para pemimpin masyarakat.
. Digunakannya informasi dari keluarga dan masyarakat.
. Terciptanya hubungan dengan organisasi bisnis, agama, politik, dan pemerintah.
. Disikapinya dengan baik orang-orang dan kelompok yang memiliki nilai-nilai dan opini yang mungkin bertentangan.
. Sekolah dan masyarakat diusahakan saling mengisi dalam hal sumber daya.
. Diamankannya sumber daya masyarakat untuik membantu sekolah memecahkan masalah dan mencapai tujuan.
. Terciptanya kemitraan dengan dunia bisnis, lembaga pendidikan lain, kelompok masyarakat di sekitar untuk memperkuat program dukungan pencapaian tujuan sekolah.
. Anggota masyarakat diperlakukan secara sama.
. Diakui dan dihargainya keberagaman.
. Tercipta dan terbinanya hubungan media yang efektif.
. Diadakannya program hubungan masyarakat yang komprehensif.
. Digunakannya sumber daya publik secara tepat dan bijaksana.
. Adanya contoh kolaborasi masyarakat bagi staf.
. Diadakannya kesempatan yang layak bagi staf untuk mengembangkan keterampil-an berkolaborasi.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Isu dan trend yang mungkin berdampak pada komunitas sekolah.
. Kondisi dan dinamika komunitas sekolah yang beragam.
. Sumber daya masyarakat.
. Hubungan masyarakat serta strategi dan proses pemasaran.
. Model yang berhasil tentang kemitraan sekolah, keluarga, bisnis, masyarakat, pemerintah, dan pendidikan tinggi.

Kompetensi 5: Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.

Kepala sekolah pastilah berada dalam posisi yang serba kikuk jika tidak menujukkan kualitas perilaku yang dapat diteladani. Dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali adalah kualitas yang seharusnya dimiliki para pimpinan. Karakter moral seperti itulah sebenarnya yang memiliki dampak jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan kewenangan jabatannya untuk mempengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka pendek.

Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Diperagakannya kode etik pribadi dan profesional.
. Diperlihatkannya nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang mengilhami munculnya tingkat kinerja yang tinggi.
. Diperlihatkannya contoh prilaku yang dapat diteladani.
. Dipertanggungjawabkannya pelaksanaan kegiatan operasi sekolah.
. Dipertimbangkannya dampak praktik manajerial terhadap orang lain.
. Digunakannya pengaruh jabatan untuk meningkatkan program pendidikan dan bukan untuk kepentingan pribadi.
. Orang lain diperlakukan dengan adil, sederajat, serta berharkat dan bermartabat.
. Hak-hak dan kerahasiaan peserta didik dan staf dilindungi.
. Terlihat adanya apresiasi terhadap dan kepekaan atas adanya keragaman dalam komunitas sekolah.
. Wewenang orang lain diakui dan dihormati.
. Nilai-nilai yang hidup di kalangan komunitas sekolah yang beragam diperiksa dan dipertimbangkan.
. Ditegakkannya integritas dan perilaku yang etis dalam komunitas sekolah.
. Dipenuhinya kewajiban hukum dan perjanjian.
. Dilaksanakannya hukum dan prosedur secara adil dan bijaksana.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Tujuan pendidikan dan peran kepemimpinan dalam masyarakat modern.
. Berbagai kerangka dan perspektif tentang etika.
. Nilai-nilai dari komunitas sekolah yang beragam.
. Kode etik profesi.
. Filsafat dan sejarah pendidikan.

Kompetensi 6: Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih besar.

Kepala sekolah perlu menyadari bahwa kehidupan di sekolahnya adalah bagian dari lingkungan kehidupan yang lebih luas. Kehidupan lain di luar sekolahnya ikut berpengaruh dalam upayanya mengelola sekolah dengan baik. Berpikir sistem membantunya untuk memahami posisi sekolahnya dalam gambaran yang lebih besar. Sekolahnya sendiri adalah bagian dari subsistem sosial yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan lain-lainnya.

Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.

. Tampak adanya upaya sungguh-sungguh untuk mempengaruhi lingkungan operasi sekolah bagi kepentingan peserta didik dan keluarganya.
. Terjadinya komunikasi di kalangan komunitas sekolah tentang kecenderungan, isu, dan kemungkinan perubahan dalam lingkungan operasi sekolah.
. Diadakannya dialog terus-menerus dengan wakil-wakil kelompok masyarakat.
. Difungsikannya komunitas sekolah sesuai dengan kebijakan, hukum, dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan pusat.
. Ada upaya mempengaruhi pembentukan kebijakan publik untuk menyediakan pendidikan yang bermutu.
. Dikembangkannya jalur komunikasi dengan para pengambil keputusan di luar komunitas sekolah.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.

. Prinsip-prinsip birokrasi pendidikan yang mendasari sistem sekolah Indonesia.
. Peranan pendidikan umum dalam mengembangkan dan memperbarui masyarakat demokratis.
. Hukum yang berkaitan dengan pendidikan dan persekolahan.
. Sistem dan proses politik, sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi sekolah.
. Model dan strategi perubahan dan resolusi konflik seperti yang diterapkan dalam konteks politik, sosial, budaya, dan ekonomi sekolah.
. Isu-isu dan faktor global yang mempengaruhi proses pembelajaran.
. Dinamika pengembangan dan pendukungan kebijakan dalam sistem politik yang demokratis.
. Pentingnya keragaman dan persamaan dalam masyarakat demokratis.

KEYAKINAN/PENDIRIAN KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah harus memiliki sejumlah keyakinan atau pendirian untuk dapat berkinerja sebagaimana yang dituntut baginya. Misalnya, ia harus yakin bahwa KKN adalah perbuatan tercela yang tidak bertanggung jawab dan merusak. Keyakinan ini yang besumber dari nilai-nilai moral yang dianutnya ikut mewarnai perilakunya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Dengan keyakinan itu, misalnya, ia tidak akan memberi kesempatan terjadinya praktik-praktik KKN yang tidak terpuji itu di sekolahnya. Ia tahu persis bahwa perilakunya adalah contoh yang kemungkinan besar akan menular di kalangan bawahannya dan bahkan para murid. Berikut adalah keyakinan/pendirian yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat berkinerja sebagaimana yang diharapkan.

. Kepala sekolah yakin bahwa bekerja adalah ibadah. Ia dengan rela menerima tanggung jawabnya secara mantap. Oleh sebab itu, ia tidak akan melebih-lebihkan arti penting pekerjaannya. Ia tidak menonjolkan kelebihan dan keberhasilannya. Semua yang perlu dilakukan semata-mata untuk memberikan peluang agar setiap peserta didik memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pada saat yang sama ia secara ikhlas menerima konsekuensi penegakan prinsip dan tindakan yang dilakukannya.

. Semua pengaruh yang dimilikinya digunakan semata-mata demi kepentingan peserta didik, bukan untuk kepentingan lain. Tujuan utama sekolah adalah membelajarkan peserta didik. Ia akan berusaha mengendalikan diri sendiri dan bawahannya agar tidak merugikan kepentingan masa depan anak didiknya. Ia berpendirian bahwa semua peserta didik perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi lingkungannya.

. Semua orang dapat dididik dan semua peserta didik dapat belajar. Ada beragam cara yang dapat digunakan agar peserta didik dapat memiliki cara belajar seumur hidup. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu menekankan bahwa sumber belajar tidak cuma guru, tetapi masih banyak yang lain seperti teman, buku, orang tua, dan sebagainya. Ia perlu menekankan bahwa dalam masyarakat modern, pendidikan adalah peluang untuk hidup lebih bermakna dan memberi kesempatan berperan dalam mobilitas sosial.

. Kepala sekolah harus yakin bahwa anggota sekolahnya memerlukan standar, harapan, dan kinerja bermutu tinggi. Oleh sebab itu, ia harus yakin bahwa visi sekolah harus menekankan standar pembelajaran yang tinggi. Ia juga perlu yakin perlunya menempuh risiko yang nalar untuk meningkatkan mutu sekolanya. Menggunakan pengaruh jabatan secara produktif untuk melayani peserta didik dan keluarganya.

. Kepala sekolah harus yakin tentang pentingnya pengikutsertaan seluruh anggota komunitas sekolah. Keputusan manajemen sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran sehingga ia mempercayai para guru dan staf pendukung dan pertimbangan mereka dalam keputusan manajerialnya. Ia juga melibatkan keluarga dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan sekolah. Ia yakin tentang perlunya membangun dan memelihara semangat komunitas sekolah yang yang peduli. Dengan cara ini ia akan dapat memfasilitasi penggalian sumber daya keluarga dan masyarakat untuk mendukung pendidikan peserta didik.

. Kepala sekolah harus yakin bahwa belajar berlangsung sepanjang hayat (life-long learning). Ia harus dapat memberi contoh yang pas mengenai hal ini, sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari praktik sehari-hari dalam manajemen sekolahnya. Dengan demikian, ia menunjukkan keterbukaan dan penerimaan gagasan baru, tidak jadi soal dari manapun datangnya gagasan itu.

. Kepala sekolah yakin tentang perlunya pengembangan profesional sebagai bagian integral peningkatan sekolah. Ia tahu dunia tidak pernah berhenti dan terus berubah. Oleh sebab itu, ia akan selalu mencari peluang untuk terus meningkatkan profesionalitas diri dan stafnya.

. Kepala sekolah harus yakin bahwa keragaman komunitas sekolah memperkaya sekolah. Ia mengakui dan memberi peluang adanya keragaman gagasan, nilai-nilai, dan budaya. Tindakannya menunjukkan pengakuan itu dengan tidak memberi peluang praktik-praktik diskriminatif di sekolahnya.

. Kepala sekolah berpendirian bahwa lingkungan belajar haruslah aman, sehat, dan suportif. Ia akan berusaha keras agar imbasan masalah-masalah sosial tidak sangat berpengaruh terhadap efektivitas sekolahnya. Misalnya, ia akan mengerakkan anggota sekolahnya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba, perjudian, pemerasan, dan perilaku asosial lainnya. Ia juga berkeyakinan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Oleh sebab itu, ia akan menggerakkan anggotanya untuk bersih lahir-batin dalam semua hal dan memelihara kebersihan itu dengan konsisten.

. Kepala sekolah yakin bahwa sekolahnya beroperasi sebagai bagian integral dari masyarakat yang lebih besar. Oleh sebab itu, ia menerapkan pendekatan sistem dalam setiap tindakan yang mempengaruhi kepentingan sekolahnya.

. Kepala sekolah yakin bahwa publik memerlukan informasi yang cukup tentang sekolah dan kemajuan atau bahkan masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, ia merasa perlu bersikap terbuka dan bertanggung gugat atas praktik yang diterapkan dalam mengelola sekolahnya. Ia yakin bahwa jika ia jujur dalam keterbukaannya, pihak-pihak yang berkepentingan juga akan lebih dapat memahami kekeliruan yang mungkin telah dilakukan dan bahkan mungkin akan mau membantunya untuk memperbaiki kekeliruan itu.

IMPLIKASI KEBIJAKAN

Standar kompetensi dan kinerja yang dikemukakan disini akan berimplikasi pada penetapan kebijakan baru tentang persiapan, seleksi, penempatan, dan pengembangan kepala sekolah. Dengan standar kompetensi seperti itu, seleksi kepala sekolah harus dilakukan secara transparan, bertanggung gugat, dan demokratis. Setiap orang, terutama guru, dapat menjadi kepala sekolah jika memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan. Perguruan tinggi, utamanya mantan IKIP, perlu menyusun program studi manajemen pendidikan yang benar-benar dapat menyiapkan calon-calon kepala sekolah yang memiliki standar kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Pusat Pengujian Depdiknas, misalnya, perlu menyusun alat (tes) yang dapat digunakan untuk menguji kompetensi calon kepala sekolah. Selain itu, kepala sekolah dipilih secara demokratis dari sekumpulan calon yang memiliki catatan perilaku berintegritas tinggi. Para pemilih adalah semua anggota atau pihak-pihak yang berkepentingan bagi kemajuan pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara pemilihan yang demokratis seperti ini harus dapat dipantau secara seksama untuk menghindari kemungkinan dicederai oleh praktik suap. Untuk pengembangan lebih lanjut, perguruan tinggi bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) dapat melaksanakan program-program pengembangan yang disusun sesuai dengan kebutuhan unik bagi masing-masing kepala sekolah.

Tanpa adanya standar kompetensi yang cukup tinggi bagi para kepala sekolah rasanya sukar berharap bahwa pendidikan di Indonesia akan dikenal berkualitas baik di dunia. Apakah standar itu terlalu tinggi? Bagi mereka yang tidak peduli dengan masa depan anak didik, standar seperti itu jelas merupakan siksaan. Namun, masih banyak calobn atau kepala sekolah yang memang benar-benar serius melaksanakan pekerjaannya. Bagi mereka yang sungguh-sungguh berkemauan menjadi kepala sekolah yang bervisi, kompeten, dan berintegritas tinggi standar kompetensi sebagaimana yang diuraikan adalah masuk akal. Bagi mereka ini standar seperti itu adalah tantangan pekerjaan. Bagi mereka kinerja yang bagus dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anggota sekolahnya telah merupakan penghargaan tersendiri. Orang-orang seperti ini layak mendapat penghargaan sepantasnya dalam posisinya sebagai kepala sekolah.

PROPOSAL

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

(FOOD & BEVERAGE PRODUCK)

TAHUN 2010

I.                   LATAR BELAKANG

SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen sebagai Lembaga Pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar menjadi tumpuhan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, dan Pemerintah. SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen selain memberikan Pendidikan/materi pelajaran tentang dunia perhotelan juga memberikan pelatihan kerja di hotel misalnya, House Keeping, Front Office, dan Food & Beverage Service. Dan sekarang kita ingin menambah satu lagi meteri dan pelatihan yaitu, Food & Baverage Produck ( Makanan , Minuman dan kue) yang akan kita ajukan dalam proposal ini untuk tahun ajaran 2010-2011.

Di era globalisasi yang tidak menentu ini membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan Pendidikan, salah satu dampak adanya banyak peserta didik terutama lulusan SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen yang tidak melanjutkan belajarnya ke jenjang yang lebih tinggi, mereka banyak yang kerja dan sebagaian menganggur. Inilah yang menjadikan pemikiran kami agar lulusan SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen siap berkompetensi dalam dunia kerja atau berwirausaha. Untuk itu sekolah harus tetap berupaya terus untuk selalu meningkatkan mutu Pendidikan baik dalam segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efisien dan optimal yang berorientasi pada kecakapan hidup serta dalam rangka peningkatan kualitas Pendidikan di SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen dibutuhkan sarana penunjang yang cukup memadai.

II.                TUJUAN

Dalam Pengembangan Pendidikan Perotelan yang berorientasi pada kecakapan hidup di SMA Taman Madya Plus Perotelan Prigen dimaksudkan dengan  tujuan :

  • Dapat menciptakan peserta didik untuk menghadapai era globalisasi dengan memiliki kompetensi, ketrampilan, dan sikap professional.
  • Dapat memberikan peluang bagi alumni  untuk menciptakan diri membuka lapangan kerja baru dan masuk pada dunia kerja secara kompetensi, bagi siswa drop out/putus sekolah dan peserta didik SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen.
  • Meluluskan peserta didik dengan pengetahuan dan wawasan luas serta memiliki akses untuk memenuhi standar hidup yang baik dan layak.
  • Mempersiapkan peserta didik untuk dapat berwirausaha bagi yang tidak melanjutkan studi pada jenjang diatasnya.

III.             TANTANGAN NYATA

  • Perlunya peningkatan SDM di Perguruan Taman Madya Plus Perhotelan Prigen melalui penataran/ pelatihan, studi lanjut ke jenjang diatasnya.
  • Perlunya Laboratorium Perhotelan atau Kitchen untuk Praktek siswa-siswi.
  • Perlunya penambahan sarana dan prasarana Perhotelan terutama food & beverage Produck.
  • Perlunya peningkatan kualitas  pembelajaran.

IV.             SASARAN ATAU KEGIATAN SEKOLAH

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen, dalam pelaksanaan pendidikan dengan merealisasikan pengembangan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dengan melaksanakan:

1.      Melaksanakan program kerja pendidikan ketrampilan Perhotelan (House Keeping, Room Service, Front Office, Food and Beverage Service, dan Food and Baverage Produck).

2.      Melaksanakan program kerja Pendidikan mata pelajaran lain.

V.                STRATEGI PELAKSANAAN

1.      Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan( Perhotelan)

2.      Pemenuhan sarana dan prasarana dengan melengkapi alat-alat yang diperlukan sesuai dengan jenis kegiatan.

3.      Menjalin hubungan untuk kerjasama dengan instansi terkait dalam kegiatan, yaitu kerjasama dengan lembaga pendidikanketrampilan (LPK).

4.      Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar dengan mengembangkan alat bantu pembelajaran.

5.      Peningkatan pengelolaan Manajemen Sekolah.

VI.             TIM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

Tim Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup SMA Taman Madya Plus Perhotelan Prigen sebagai berikut :

Penanggung jawab                                    : Ki. H. S. Abdullah Assegaff, SH

Pendidikan House Keeping                      : Ki. Budi Raharjo, AM.d

Front Office                                              : Ki. Bandi Sugiarto, Dipl. Hotel

Food and Baverage Service                      : Ki. Budi Raharjo, Am.d

Food and Baverage Produck                    :  Nyi Indriati Chusnah, S.Pd

Ki. Sonhaji.M, S.Pd

VII.          RENCANA ANGGARAN PEMBIAYAAN PENGADAAN ALAT UNTUK FOOD AND BAVERAGE PRODUCK

NO

BARANG

JUMLAH

HARGA SATUAN(RP)

JUMLAH TOTAL(RP)

1 Kompor gas 2 bh @ 100.000 Rp. 200.000
2 Tabung LPG.3kg 2 bh @ 150.000 Rp. 300.000
3 Langseng  5kg 2 bh @   75.000 Rp. 150.000
4 Mixer phillip 2 bh @ 300.000 Rp. 600.000
5 Timbangan 1 bh @   50,000 Rp.   50.000
6 Oven 2 bh @ 100.000 Rp. 200.000
7 Baskom 4 bh @   15.000 Rp.   60.000
8 Kuas Roti 4 bh @      5.000 Rp.   20.000
9 Cetakan Kue   ¼ 3 bh @      5.000 Rp.   15.000
10 Cetakan Kue kecil 3 bh @      3.000 Rp.     9.000
11 Blender  2 2 bh @  150.000 Rp .300.000
12 Spet Kue 4 bh @      3.000 Rp.   12.000
13 Loyang Kotak 2 bh @    10.000 Rp.   20.000
14 Loyang bulat 2 bh @    10.000 Rp   .20.000
Total Rp.1.956.000

VIII.       RENCANA ANGGARAN PER TAHUN

Kegiatan Praktek Food and Beverage Produck (Pastry) rencana diadakan Satu bulan sekali minggu keempat dengan mendatangkan pengajar /tutor dari luar sekolah. Adapun rencana anggaran per tahun terinci sebagai berikut :

NO KEGIATAN BIAYA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp) SUMBER DANA
1 Praktek untuk guru 12 kali @ 80.000 Rp. 960.000 Sekolah
2 Tutor/Pengajar 12 Kali pertemuan @ 20.000 Rp. 240.000 Sekolah
3 Prakttek untuk siswa Insidentil Insidentil Urunan Siswa/klp
TOTAL Rp.1200.000

IX.             PROGRAM KERJA PRAKTEK PERHOTELAN(FOOD AND BEVERAGE PRODUCK)

Program Kerja                   : Praktek Pastry

Sasaran                              : Semua siswa kelas X, XI, XII

Target / Tujuan                  :

1.      Sebagai sarana untuk melatih ketrampilan siswa untuk membuat aneka macam Kue/Roti.

2.      Sebagai sarana mempersiapkan anak didik untuk menjadi Wirausaha terutama dalam bidang Pastry.

3.      Sebagai sarana pembelajaran bagi anak didik untuk meningkatkan ketrampilan sebagai bekal setelah lulus dari sekolah.

Koordinator          : Sonahji Mutiallah, S.Pd

Faktor Pendukung:

Sudah ada kerjasama dengan Beberapa hotel di Kecamatan Prigen sehingga siswa yang cakap dalam ketrampilan Pastry bisa di rekrut hotel.Dan Juga dekat dengan Pasar sehingga jangka panjangnya bisa menawarkan Produk ke Pasar.

Faktor Penghambat:

1.      Belum tersedianya Lab/ Kitchen sebagai tempat praktek

2.      Belum adanya sarana dan prasarana

3.      Belum adanya Tutor/ pengajar tentang Pastry di sekolah.

A.    Strategi 1 : PERENCANAAN

Rincian kegiatan :

1.      Sosialisasi program

  • Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Pengajar Perhotelan yang lain, serta guru mata pelajaran yang lain
  • Koordinasi dengan hotel atau penginapan yang berada di sekitar lingkungan sekolah.
  • Koordinasi dengan Masyarakat sekitar untuk memperkenalkan produk yang di hasilkan siswa

2.      Penyusunan Jadwal

  • Penyusunan Materi
  • Praktek/Latihan Ketrampilan di sekolah
  • Melakukan Job training di Hotel atau Pabrik Roti.

Strategi 2: PENGADAAN SARANA

Rincian kegiatan :

1.      Mengidentifikasi (pengadaan kebutuhan materi)

2.      Pemeliharaan

Strategi 3: PELAKSANAAN KEGIATAN

Rincian kegiatan:

Melakukan Praktek/Latihan Ketrampilan bagi siswa satu bulan sekali

Strategi 4: SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI & LAPORAN

Rincian kegiatan:

1.      Mengadakan ujian tulis dan praktek, setiap akhir semester

2.      Membuat Laporan

X.                JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM KERJA PRAKTEK PASTRY 2010//2011

JENIS KEGIATAN                                                          JADWAL KEGIATAN
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
NO 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 11 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 TEORI DAN PRAKTEK 
2 TEORI DAN PRAKTEK 
3 TEORI DAN PRAKTEK 
4 TEORI DAN PRAKTEK 
5 TEORI DAN PRAKTEK 
6 UJIAN TEORI DAN PRAKTEK 

PRIGEN, 10 JULI 2010

KETUA TIM

INDRIATI CHUSNA, S.Pd

Program Kerja Kepala Sekolah

Pendahuluan

Pada Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMP Taman Dewasa Prigen diberlakukan  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VII- IX. KTSP mengamanatkan adanya keleluasaan dan kebebasan kepada kepala sekolah untuk menyusun kurikulum sendiri, karena sekolah yang paling tahu kondisi anak didik, potensi sekolah dan lingkungan sekitarnya. KTSP berlaku sejak Tahun Pelajaran 2007/2008.

Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan. Kompetensi tersebut merupakan kebulatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Aspek lain yang tidak boleh dilupakan oleh para pelaku pendidikan ialah kecakapan, ketrampilan/kemampuan hidup yang harus dimiliki oleh siswa yang merupakan hasil dari suatu pengalaman belajar siswa dari sekolah ini.

Untuk itulah diharapkan agar para guru/pelaku pendidikan perlu dengan baik merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan menilai proses belajar-mengajar yang mementingkan terbukanya peluang mencapai kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum. Salah satu sarana penunjang itu adalah Program Kerja SMP Taman Dewasa Prigen Tahun Pelajaran 2011/2012. Program ini bukan harga mati, tapi selalu ada kemungkinan penyesuaian dengan waktu dan kondisi saat bulan berjalan.

Demikianlah program kerja ini disampaikan kepada seluruh personil SMP Taman Dewasa Prigen untuk dapat dipedomani. Atas kerjasama yang baik kami menyampaikan terima kasih.


Program Kerja

Program Kerja Kepala Sekolah

Kepala SMP Taman Dewasa Prigen dibantu wali kelas, guru bimbingan dan penyuluhan, guru mata pelajaran dan seluruh tenaga kependidikan lainnya menyelenggarakan SMP Taman Dewasa Prigen dan bertanggung jawab kepada :
1. Dinas Pendidikan atau Pemerintah
2. Yayasan Perguruan Tamansiswa


Kegiatan Harian:

  1. Memeriksa daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan dan tenaga tata usaha.
  2. Mengatur dan memeriksa kegiatan 7 K di sekolah.
  3. Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang menunjang proses belajar mengajar.
  4. Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu dan menyelenggarakan pekerjaan kantor lainnya.
  5. Mengatasi hambatan – hambatan atau kasus yang terjadi hari itu.
  6. Melaksanakan supervisi kegiatan belajar mengajar ( KBM).

Kegiatan Mingguan:

  1. Upacara bendera pada hari Senin dan pada hari – hari besar / istimewa lainnya.
  2. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat – surat.
  3. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan kantor / sekolah.

Kegiatan Bulanan:

  1. Pada awal bulan dilaksanakan kegiatan rutin antara lain:
    1. Melaksanakan penyelesaian gaji guru
    2. Melaksanakan penyelesaian laporan bulanan
    3. Merencanakan keperluan perlengkapan kantor / sekolah
    4. Melaksanakan pemeriksaan terhadap:
      1. Buku kelas
      2. Daftar hadir guru, pegawai, tenaga teknis pendidikan
      3. Buku catatan pelaksanaan BP
  2. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Ujian Bulanan
  3. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan antara lain:
    1. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
    2. Evaluasi terhadap persediaan dan penggunaan alat sekolah.

Kegiatan Semester:

  1. Menyampaikan usul kepada Yayasan untuk menambah dan atau memperbaiki alat – alat sekolah
  2. Menyelenggarakan pengisian Buku Induk Siswa
  3. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Ujian Akhir Semester
  4. Menyelenggarakan evaluasi kegiatan BP, ekstrakurikuler, PPTS/OSIS
  5. Menyelenggarakan kegiatan :
    1. Kumpulan nilai ( legger ).
    2. Catatan tentang siswa yang perlu mendapat perhatian khusus.
    3. Pengisian Nilai Semester.
    4. Pembagian Rapor.
    5. Pemberitahuan / pemanggilan orang tua siswa, sejauh diperlukan untuk konsultasi.

Kegiatan Tahunan:

  1. Kegiatan awal tahun pelajaran :
    1. Kebutuhan guru
    2. Pembagian tugas mengajar
    3. Program Kegiatan Belajar Mengajar
    4. Jadwal Pelajaran
    5. Kebutuhan buku pelajaran dan buku pegangan guru
    6. Kelengkapan alat pelajaran dan bahan pelajaran
    7. Rapat Guru
  2. Kegiatan akhir tahun pelajaran :
    1. Menyelenggarakan Ujian Nasional
    2. Menyelenggarakan Ujian Akhir Tahun / kenaikan kelas
    3. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun pelajaran ybs
    4. Menyelenggarakan pembuatan Laporan Akhir Tahun Pelajaran
    5. Melaksanakan kegiatan Penerimaan Murid Baru

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

SMP TAMAN DEWASA PRIGEN
PERIODE 2011 – 2012

I. VISI DAN MISI
A. Visi
Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti yang luas sebagai sarana dalam upaya membangun masyarakat tertib damai salam dan bahagia.
B. MISI

Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional mewujudkan masyarakat tertib damai salam dan bahagia sesuai dengan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mempertajam daya cipta , rasa, karsa menuju pembangunan manusia merdeka lahir batin berbudi pekerti luhur serta tinggi harkat dan martabatnya.

II. TUJUAN
a. Tujuan Jangka Pendek (Tahun Pertama)

  1. Peningkatan profesionalisme administrasi ketatausahaan dan keuangan
  2. Meningkatkan status akreditasi B dengan lebih meningkatkan tersedianya media dan portofolio pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum KTSP
  3. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler terutama ekstrakurikuler pilihan wajib (komputer).
  4. Menambah kegiatan ekstrakurikuler, kalau dulu :ada Bimbel, Bulutangkis, Pramuka, Tataboga, Footsal, dan tahun ini kita tambah ekstrakurikulir yg kita laksanakan sebulan sekali yaitu life skill (akhir bulan).
  5. Pembiasaan perilaku bersih di lingkungan dengan program Jum’at Bersih (Pk. 07:00 – 08.00)
  6. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan Istighotsa hari Jumat ( Pk.08.00- 09.00)
  7. Memberikan pendidikan di luar sekolah /persemester (outbond/studybanding)
  8. Penelusuran dan pembinaan bakat dan minat melalui lomba-lomba interen di sekolah dlm program mensen.
  9. Persiapan membuka  Kelas Eksekutif (kurikulum sendiri) SMP Taman Dewasa Prigen
  10. Penerapan kurikulum KTSP penuh (kelas 7, 8 dan 9)
  11. Pencapaian target tingkat kelulusan 100%

b. Tujuan Jangka Menengah (Tahun 2 – 3)

  1. Penyediaan Tempat Praktek Tataboga (kitchen) lokasi di belakang ruangan TK .
  2. Memperbaiki sarana-dan prasarana Olah raga.
  3. Meningkatkan status sekolah Taman Dewasa Prigen menjadi SSN (Sekolah Berstandar Nasional)
  4. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan (menaikkan gaji dan rencana mencari trobosan untuk memberikan jamsostek kepada Guru/karyawan )
  5. Mencapai tingkat kelulusan 100% dengan memperoleh prestasi 9 besar Kabupaten Pasuruan untuk tingkat SLTP (SMP Negeri dan Swasta) dan urutan pertama (1) untuk sekolah SMP Swasta se Kabupaten Pasuruan UN tahun 2010-2011
  6. Peningkatan profesionalisme tenaga pendidik melalui pemanfaatan Teknologi Informasi (kerjasama dengan PT Telkom)

c. Tujuan Jangka Panjang (Tahun ke-4)

  1. Kegiatan belajar mengajar pagi untuk seluruh kelas (kelas 7, 8 dan 9)
  2. Pencapaian prestasi baik intra maupun ekstrakurikuler dengan aktif mengikuti setiap even lomba Olimpiade akademik maupun non akademik baik tingkat kecamatan maupun kabupaten.
  3. Pemenuhan gaji pokok guru dan staff minimal sama dengan UMK (Upah Minimal Kabupaten)
  4. Pencapaian tingkat kelulusan 100% dengan masuk peringkat 10 besar propinsi untuk tingkat SLTP Negeri dan Swasta.

SASARAN

A. Kurikulum

  1. Menggunakan KTSP dengan menambah muatan lokal sesuai dengan ciri Tamansiswa yang berwawasan kebangsaan, dan menjunjung budi pekerti.
  2. Pengembangan profesionalisme tenaga pendidik.
  3. Pengembangan media pembelajaran.
  4. Efektivitas supervisi pembelajaran.
  5. Peningkatan bimbingan belajar dan program pengayaan bagi siswa kelas IX
  6. Penyempurnaan sistem penilaian dan laporan hasil belajar.
  7. Meningkatkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

B. Kesiswaan

  1. Mengintensifkan ekstrakurikuler wajib pilihan ( komputer)
  2. Meningkatkan aktivitas ekstrakurikuler pilihan bebas (Bimbel, Paramuka, Bulutangkis, Tataboga, Footsal) dan life skill.
  3. Peningkatan kegiatan keagamaan/social
  4. Penelusuran dan pembinaan bakat dan minat melalui program mensen

C. Ketenagaan

  1. Rasionalisasi guru dan staff
  2. Penerapan The Right Man on The Right Job.
  3. Peningkatan kesejahteraan
  4. Keberhasilan dalam sertifikasi tenaga pendidikan.

D. Sarana dan Prasarana

  1. Pembangunan ruang praktek/Kitchen untuk ekstrakurikuler Tataboga.
  2. Penyediaan laboratorium IPA
  3. Mengintensifkan pemanfaatan sarana TI.
  4. Penghijauan lingkungan Sekolah
  5. Perawatan sarana KBM secara rutin.
  6. Pemenuhan dan perbaikan alat OlahRaga
  7. Menyediakan tempat sampah.
  8. Ruang Kesenian
  9. Ruang Audio Visual (rencana)
  10. Ruang perpustakaan dan Ruang baca
  11. Ruang Bimbingan Konseling
  12. Lapangan Olahraga
  13. Kantin Sehat
  14. Koperasi yang menjual berbagai kebutuhan Siswa
  15. WC putra dan putri yang bersih dan Sehat
  16. Ruang belajar yang bersih, sehat, dan nyaman untuk melakukan KBM
  17. Ruang Guru
  18. Aula yang besar dan memadahi
  19. Usaha Kesehatan Sekolah ( perlu perbaikan)
  20. Ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (belum punya)

E. Organisasi

  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi SDM dalam peran dan tugas personil secara bertanggung jawab sesuai dengan kewajiban masing-masing.
  2. Meningkatkan koordinasi secara horisontal maupun vertikal.

F. Pembiayaan

  1. SPP dan Uang gedung (gratis)
  2. Unit Usaha Kopersi (tdk jalan)
  3. Dana BOS
  4. Sumbangan  Pemerintah/hibah

G. Manajemen
Melaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS)

H. Pengembangan Intelektual

Mengembangkan secara optimal potensi akademis siswa agar mempunyai bekal (prestasi) yang memedai untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya yang bermutu. Kegiatannya meliputi:

  1. Praktek Lapangan
  2. Tambahan jam pelajaran/PIB untuk siswa-siswi kelas IX yang akan menghadapi Ujian Nasional.
  3. Studi Lapangan atau Studi Wisata

I. Pengembangan Sosial

Menanamkan kepekaan, empati, dan kesetiakawanan sosial antar siswa dan sesama. Kegiatannya meliputi:

  1. mengunjungi Siswa-siswi yang berduka
  2. Ikut aktif kegiatan sosial di luar sekolah
  3. Pemberian Beasiswa bagi siswa yang kurang mampu
  4. Bazar
  5. Expo

J. Pengembangan Religiusitas

Menanamkan semangat persaudaraan sejati tanpa membeda-bedakan agama dan ideologi, sehingga tercipta kedamaian, saling menghargai, mengenal diri, dan saling berbagi. Kegiatanya meliputi :

  1. Doa setiap sebelum dan sesudah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar.
  2. Kegiatan keagamaan/Haribesar Islam
  3. Melakukan Istighotsa setiap hari jumat
  4. Pondok Romadhon
  5. Halal Bihalal
  6. Istiqhotsa keliling ke rumah-rumah siswa(rencana ke depan)

K. Pengembangan Bakat dan Minat

Memberikan wahana yang tepat bagi pengembangan bakat dan minat siswa, sehingga mampu berprestasi dan tetap menjunjung tinggi jiwa sportivitas. Kegiatannya meliputi:

  1. PPTS/OSIS
  2. Kegiatan Intrakurikuler yang meliputi : Komputer (wajib)
  3. Kegiatan Ekstrakurikuler yang meliputi :
  4. Bimbel
  5. Pramuka
  6. Bulutangkis
  7. Volley Ball
  8. Tennis Meja
  9. Footsal
  10. Tataboga
  11. Life skill (satu bulan sekali)
  12. Jurnalistik

L. Pengembangan Kepribadian

Mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan dan kehidupan, serta membimbing bagaimana menemukan cara belajar siswa sesuai dengan kemampuan dirinya. Kegiatannya meliputi:

  1. Bimbingan konseling oleh Guru BP atau Kepala Sekolah
  2. Pembinaan Wali Kelas
  3. Latihan Dasar Kememimpinan
  4. Ketamansiswaan

M. Prestasi

Prestasi terbaru: Peringkat 9 UN 2010-2011, SMP Negeri/Swasta se kabupaten Pasuruan. Dan peringkat I SMP Swasta se Kabupaten Pasuruan.

N. Kegiatan

  1. Mensen (persemester)
  2. Upacara Peringatan 17 Agustus
  3. Peringatan hari besar umum/Islam
  4. Outbond (persemester)
  5. Ulang tahun Tamansiswa
  6. dan aneka kegiatan lain

Mengetahui                                                      Prigen, 11 Juli 2011

Ketua Perguruan Tamansiswa Prigen              Kepala SMP Taman Dewasa Prigen

Ki. H, S, Abullah Assegaff, SH                       Ki. Sonhaji Mutiallah, M. MPd

 

 

 

 

APAKAH PENDIDIKAN SEKS PERLU DIMASUKKAN DALAM KURIKULUM SEKOLAH ?

Oleh: KI. SONHAJI MUTIALLAH, M. MPd

 

 

Berapa banyak jumlah anak-anak remaja yang secara diam-diam mengeluh di dalam hatinya tentang masalah seks. Pengetahuan seks benar-benar kabur dalam pandangan mereka, karena sudah merupakan hal yang klasik apabila di dalam hal ini para orang tua kurang dapat menjalankan kewajibannya dalam memberikan pengarahan yang semestinya dalam memberikan pendidikan seks kepada para putera-puterinya pada saat-saat mereka memerlukannya. Dan sekolah yang diharapkan dapat memberikan bantuannya di dalam hal ini juga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan berbagai macam alasannya secara tersendiri….

Maraknya peredaran film porno dan mudahnya mengakses situs porno akan merusak mental para remaja. Kondisi itu diperparah oleh minimnya pengetahuan tentang pendidikan seks, sehingga banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan seks bebas(free sex), pelecehan seks, pemerkosaan/ kekerasan seks. Akibatnya beresiko meningkatnya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), ujung-ujungnya, mereka melakukan aborsi alias menggugurkan janin secara ilegal. Jumlah remaja yang menjadi pelaku hubungan seks pranikah dan pemaksaan hubungan seks cenderung meningkat setiap tahuan. Berdasarkan data terbaru dari Sebaya PKBI Jatim terdapat 149 remaja pelaku hubungan seks pranikah yang menjalani konseling dalam setahun terakhir. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 127 remaja , dan ada 52 remaja korban pemaksaan hubungan seks yang menjalani konseling. Sementara itu The United National Population Fund (UNFPA), menemukan sekitar 15 % remaja sudah berhubungan seks pranikah, juga ditemukan remaja terjangkit HIV (jawa Pos:2/2/2011). Sementara temuan BKKBN bahwa 51 % remaja putri di jabotabek sudah tidak perawan  sungguh miris (detik com 29/11/2010).

Banyak remaja yang terjebak dalam mitos-mitos seputar permasalahan seks. Benarkah remaja kurang memahami masalah seks ?  sebagai kelompok terbesar di Inonesia, remaja menjadi fokus perhatian dan intervensi yang strategis bagi pembangunan bangsa. Diharapkan para remaja mampu berperan serta membangun bangasa dan melanjutkan apa yang telah di perjuangkan generasi sebelumnya.Tetapi, globalisasi ternyata memberikan pengaruh yang cukup nyata dalam masyarakat. Terutama dikalangan remaja. Nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat perlahan-lahan mulai tampak kabur. Selain itu, dengan globalisasi, informasi dari segala penjuru dunia dapat di akses dengan cepat dan mudah. Disinilah, penyebab informasi yang sedemikian cepat dan ditambah keingintahuan remaja tentang masalah seks yang begitu besar sering mengakibatkan remaja mengalami perubahan pola pikir. Perubahan itu mempengaruhi cara pandang remaja terhadap seksualitas dan membentuk perilaku seksual tersendiri.

Harus dipahami  bahwa pada masa remaja, akan mengalami perubahan fisik yang berlangsung sangat cepat dan mulai tampak matang, termasuk kemampuan untuk bereproduksi. Biasanya disebut dengan fase pubertas. Fase Pubertas merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan seksualitas seseorang. Sebab, pada fase itulah. Secara seksual, ia mulai berfungsi secara sepenuhnya. Pada fase ini anak secara biologis sudah dianggap dewasa. Pubertas sering dianggap sebagai masa gawat , sehingga banyak orang tua yang cemas melihat anaknya yang memasuki fase puber. Banyak orang menganggap bahwa fase puber merupakan masa pancaroba(”sturm and drang”), fase paling gawat sepanjang sejarah perkembangan manusia. Anggapan itu terlalu dilebih-lebihkan, sebenarnya fase puber adalah salah satu saja dari fase fase yang harus dilalui oleh manusia. Memang pada fase ini remaja sering melakukan penyelewengan apa lagi bila mereka tidak paham dengan pendidikan seks.Maraknya kasus pencabulan dan pembunuhan yang berawal dari masalah asmarah, dan survei salah satu media menyebutkan bahwa jumlah remaja yang mengalami hubungan seksual di luar nikah sangat tinggi, sekitar 54 % siswa-siswi SMP SMA di Surabaya pernah melakukan hubungan seks. Kasus ini tidak hanya terjadi di kota besar seperti Surabaya, tetapi sudah sampai di kota-kota kecil. Ada beberapa siswi sekolah lanjutan yang hamil sehingga di ancam oleh sekolah ,tidak diperbolehkan mengikuti ujian . Ini semua dilakukan oleh remaja yang masuk dalam fase pubertas(usia SMP- SMA).

Pandangan Salah Tentang Seks

            Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat memandang seks dengan berbagai macam cara. Biasanya orang mengenggap seks dengan dua sudut pandang yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Disatu pihak seks di hubungkan dengan segala yang cabul, menjijikakan, dan kotor, tetapi dilain pihak seks dipandang sebagai sesuatu yang mengasikkan dan menggairahkan. Secara terbuka orang sering mengutuk di putarnya ”film seks”, tetapi secara sembunyi-sembunyi orang itu berusaha untuk dapat menyaksikan film itu.. Orang selalu menghindari pembicaraan tentang seks di hadapan anak kecil atau orang lain yang kurang di kenal. Orang tua akan marah mendengar anak kecilnya berbicara tentang atau menyebut istilah seks yang dianggapnya jorok. Akan tetapi , secara diam-diam orang suka membaca atau mendengar yang dianggap porno itu.

Seks :Makna yang Benar

Luther Gulick, mengatakan”Sex In Human Life be Rightly Interpreted in Term of Affection,”(sek pada kehidupan manusia dapat di tafsirkan dengan benar hanya dalam hubungannya  dengan kasih sayang). Jadi pengaitan  seks dengan hal-hal yang kotor atau cabul pada hakekatnya menyalahi makna dari seks itu sendiri.

Pro dan Kontra Terhadap Pendidikan Seks.

            Sejak lama dan mungkin masih akan lama lagi di masyarakat terdapat golongan yang pro dan yang kontra terhadap pemberian pendidikan seks, masing –masing dengan argumentasinya. Alasan yang menolak pendidikan seks antara lain ialah adanya kekhawatiran, setelah tahu seluk beluk seks, anak/orang akan cenderung untuk menyalah gunakan pengetahuan yang telah didapatnya. Mereka beranggapan bahwa pendidikan seks tidak perlu, sebab secara alami mereka akan memahami apabila sudah memasuki masa pernikahan.

Mereka yang pro terhadap pendidikan seks mengajukan argumentasi lain. Adanya kumpul kebo, seks bebas, dan pemerkosaan tidak dapat dikatakan sebagai akibat diberikannya pendidikan seks. Memang, terdapat fakta  adanya pendidikan seks di satu pihak, dan fakta ” kebobrokan  masyarakat” dilain  pihak, tetapi kedua fakta itu tidak dalam hubungan sebab-akibat. Seperti juga, terdapat fakta pendidikan Agama/PKn di satu pihak, dan fakta perkelahian pelajar dan penggunaan narkobadi lain pihak. Kedua fakta ini jelas tidak memperlihatkan adanya hubungan sebab-akibat. Yang dapat kita renungkan ialah justru kalau keadaan sudah separah ini, pendidikan agama/PKn tidak diberikan, apa jadinya ? itu dapat kita pikirkan sehubungan dengan pendidikan seks, untuk menanggulangi dan mencegah penyelewengan/atau kejahatan seksual, sebaiknya kaum muda di beri pendidikan seks.

Banyak orang menduga bahwa pendidikan seks hanya bersangkutan dengan pemanfaatan alat reproduksi. Bahkan bagi orang yang karena menganggap seks identik dengan kebejatan dan segala yang menjijikan, pendidikan seks berarti mengajari anak berbuat bejat atau kotor.

Pada dasarnya pendidikan seks dapat diartikan sebagai pendidikan tentang tingkah laku yang baik, sehubungan dengan masalah-masalah seks dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan. Jadi yang diutamakan  adalah pendidikannya, bukan seksnya. Walaupun pada pendidikan seks memang tidak dapat dihindari pembahasan pengetahuan tentang seks. Jadi pendidikan seks dimaksudkan sebagai penerangan tentang kehidupan yang wajar atau sehat selama masa kanak-kanak sampai dewasa..

Mengapa Pendidikan seks perlu ?

            Lebih dari setengah abad yang lalu barangkali orang tidak merasa perlu memberikan pendidikan seks, seperti yang diperlukan untuk anak-anak dan generasi muda sekarang. Ketika itu setiap anggota masyarakat juga dan terutama anak-anak dan remaja, hidup dengan aman  tenteram dan memiliki emosi yang seimbang. Tidak seperti sekarang di rumah dan sekolah anak harus berkelakuan manis, sedang di luar telah menghadang segala ajakan dan pengaruh mulai dari sajian pornografi di media, majalah dan terlebih-lebih internet yang sangat dahsyat mempengaruhi anak-anak, sehingga banyak anak –anak yang sudah berani melakukan hubungan seks(seks bebas). Ini semua akibat gencarnya internet merasuki generasi mudah sekarang, inilah yang menjadi konflik dalam dirinya, sehingga mengakibatkan stres dan selanjutnya mengakibatkan penyimpangan tingkah laku seksual. Suatu lingkaran setan yang memilukan.

Kini terjadi perubahan besar, kita menyaksikan pendidikan seks yang tertutup dirumah maupun disekolah (seperti jaman dulu), tetapi kita juga melihat ”pendidikan seks” yang tak terkendali di masyarakat. Dimasyarakat sekarang meraja lela segala macam yang berbau seks,misalnya; diskotik, panti pijat, iklan TV, buku-buku,  internet dan sebaginya.

Setiap orang tua tentu dengan segala usaha memberikan pendidikan kepada anaknya mengenai sopan santun dan agama sedini mungkin, walaupun secara formal orang berkewajiban menjalankan kesopansantunan dan kewajiban agama ketika sudah berusia awal belasan tahun(kira-kira pada awal adolesen). Orang berpendapat bahwa sangat terlambat apbila seseorang baru mulai belajar sopan santun atau agama setelah atau beberapa saat sebelum akil balik. Ini juga berlaku untuk pendidikan seks. Apabila pendidikan seks baru di berikan setelah atau menjelang anak menginjak masa remaja(adolesen) maka ini sudah sangat terlambat. Pada saat itu sudah hampir pasti anak telah memperoleh informasi mengenai seks dari sumber lain(teman, film, bacaaan, internet, orang dewasa) yang belum tentu benar dan dapat di pertanggungjawabkan, bahkan kadang bisa menjerumuskan. Biasanya jika baru diberikan pada masa adolesen, pendidikan harus terlebih dahulu menembus dan mengoreksi hal-hal salah yang dianggap benar(yang diperoleh dari berbagai pihak).

Perlu diingat bahwa ketika masih kanak-kanak, seseorang dapat menerima fakta mengenai seks secara wajar. Tidak ada anak kecil yang bingung , malu atau panas dingin menyaksikan kucing atau ayam yang kawin didepan matanya. Jika ketika itu ia mendapat penjelasan mengenai  masalah seks (tentu harus dengan metode yang tepat, mengenai hal yang dapat dicerna anak, dan lebih dari  itu, perlu dikaitkan dengan kasih sayang),maka ia akan menerimanya dengan penuh kewajaran, tidak diiringi dengan tertawa kecil atau wajah memerah.

Memasukkan Pendidikan Seks Dalam Kurikulum Sekolah

            Kesimpulannya pendidikan seks sangat penting di berikan kepada anak-anak (SMP-SMA), dalam mengantisiapasi maraknya remaja yang melakukan hubungan seks pranikah, seks bebas, menjadi korban pemaksaan hubungan seks, termasuk pemerkosaan. Mereka melakukan itu karena ketidak tahuan akan pendidikan seks, karena lingkungan rumah tangga dalam hal ini orang tua tidak membekali buah hatinya mengenai masalah tersebut. Demikian juga sekolah  tidak memberikan bekal pendidikan seks pada siswanya. Akibatnya, remaja tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi berbagai perubahan, gejolak, dan masalah yang sering timbul di masanya. Maka, Pemerintah melalui Dina Pendidikan perlu memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum sekolah, tentu saja dengan Modul yang tepat dan juga seorang guru/pengajar yang kompeten dalam pendidikan seks. Sebab tidak semua guru mampu dan punya pengetahuan tentang pendidikan seks. Inilah yang menjadi kendala . Paradigma lama yang masih melekat ,bahwa seks itu masih menjadi barang yang tabu  untuk di ajarkan pada siswanya. Itu harus mulai dirubah,agar anak-anak tidak terus penasaran. ’pendidkan seks tidak membuat penasaran, justru akan melindungi” kata seksologi dr Boyke Dian Nugraha kepada Detik com(29/11/2010).

Penulis : Sonhaji Mutiallah. M.MPd

Guru Biologi SMP Tamansiswa Prigen

E-Mail : Sonhaji.mutiallah@gmail.com

Jl. Raya no 48 Prigen. (0343)882274)/081333954053

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN JAMBU BIJI

a.       Bahan

1.      Jambu biji mengkal 1 kg

2.      Air sebanyak 1 liter, dibubuhi ½ sendok teh kapur.

3.      Gula pasir 500 g

4.      Air 400 ml

5.      Cengkeh 3 biji

6.      Kayu manis sepanjang 5 cm

7.      Perahan jeruk nipis 1 sendok teh

8.      Garam secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Jambu dikupas, dibuang bijinya, dan dipotong-potong sesuai dengan selera. Setelah itu, jambu direndam dalam larutan air kapur selama 2 jam, lalu dicuci bersih dan ditiriskan.

2.      Gula dimasak bersama air hingga mengental, ditambahkan cengkeh, kayu manis, perahan jeruk nipis, dan garam. Kemudian , larutan gula angkat dan dinginkan. Setelah larutan gula dingin, jambu biji dimasukkan dan biarkan selama semalam(kira-kira 12 jam). Manisan jambu biji tersebut sebaiknya disimpan didalam lemari es. Manisan jambu biji dapat dinikmati bersama air perendamnya.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KEDONDONG

a.       Bahan

1.      Kedondong muda 1 kg

2.      Larutan garam 3% (30 g garam dalam 1 liter air)

3.      Air 1 liter dibubuhi 1 sendok teh kapur sirih

4.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dan dipotong-potong sesuai dengan selera. Setelah itu, kemudian direndam dalam larutan garam( selama beberapa menit), dan di cuci bersih

2.      Setelah itu, buah direndam didalam larutan kapur sirih (selama 12 jam ), diangkat, dicuci bersih, dan ditiriskan.

3.      Selanjutnya, buah ditata dalam wadah cekung, ditaburi gula pasir sedikit demi sedikit ( setiap 2 jam) hingga gula habis dan terbentuk cairan gula. Larutan harus cukup untuk merendam semua buah.

4.      buah dibiarkan selama 2 hari, lalu buah diangkat dan air gula dipanaskan kembali hingga mengental. Buah dimasukkan kembali ke dalam larutan gula. Demikian seterusnya hingga buah terasa manis.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SIRSAK

a.       Bahan

1.      Buah sirsak 1 kg

2.      Gula paris ½ kg

3.      Pewarna makanan secukupnya

4.      Tepung beras 2 sendok makan

5.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong halus.

2.      Gula pasir dimasak bersama 500 ml air hingga mengental. Potongan sirsak dimasukkan (api dikecilkan) dan diaduk hingga hancur serta tidak lengket pada jari bila dipegang. Setelah itu, diangkat dan ditambahkan pewarna makanan.

3.      Tepung beras disangrai. Hancuran buah diletakkan di atas wadah datar, ditaburi tepung beras dan gula pasir, kemudian dijemur, setelah agak kering, manisan dipotong –potong sesuai dengan selera.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN PEPAYA KERING

a.       Bahan

1.      Pepaya mengkal

2.      Larutan garam 10% (100g garam dalam 1liter air)

3.      Larutan asam sitrat 3% (30 g garam dalam 1 liter air)

4.      Larutan air kapur jenuh( air kapur dilarutkan dalam air sampai kapurnya tidak larut lagi) secukupnya.

5.      Larutan gula 25 brix(250 g gula + 750 g air)

6.      Tepung beras 2 sendok makan

7.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong setebal 0,5 cm, direndam dalam larutan garam selama 2 jam, dan ditiriskan. Kemudian, direndam dalam larutan asam sitrat selama 2 jam, diangkat dan ditiriskan. Setelah itu, direndam dalam larutan kapur selama 24 jam, lalu ditiriskan.

2.      Larutan gula dimasak hingga mendidih, lalu diangkat. Buah dimasukkan ketika larutan masih panas(direndam selama 24 jam), lalu ditiriskan.

3.      Sisa larutan dipanaskan kembali hingga lebih kental lalu di angkat. Buah direndam kembali selama lama 24 jam. Buah ditiriskan, lalu dicelupkan sejenak ke dalam air mendidih.

4.      Selanjutnya, buah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan oven dengan suhu 60 drjt C- 65 drjt C selama 6,5 jam

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN PEPAYA BASAH

a.       Bahan

1.      Pepaya mengkal ukuran sedang 1 buah

2.      Kapur sirih 2 sendok teh dan garam 2 sendok makan, dilarutkan ke dalam 2 liter air.

3.      Air cucian beras 1 liter

4.      Gula pasir 1kg

5.      Daun pandan 2 lembar

6.      Daun jeruk purut 5 lembar

7.      Air bersih 1, 5 liter

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong dengan bentuk yang menarik, direndam dalam larutan kapur sirih  dan garam selama 12 jam, dan ditiriskan. Kemudian,(selama 24 jam), lalu dicuci bersih dan ditiriskan.

2.      Gula pasir, daun pandan, daun jeruk, dan air dimask hingga mengenal. Potongan pepaya dimasukkan, lalu panci diangkat. Buah direndam di dalam larutan gula (selama 12 jam), kemudian ditiriskan.

3.      Air gula sisa perendaman kembali dipanaskan hingga mengental, lalu pepaya kembali direnam selama 12 jam(langkah ini diulang selama kurang lebih 3 hari), lalu ditiriskan, dan siap dihidangkan.

4.      Selanjutnya, buah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan oven dengan suhu 60 drjt C- 65 drjt C selama 6,5 jam

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KOLANG -KALING

a.       Bahan

1.      Buah kolang-kaling dipilih yang berwarna bening dan ukurannya seragam.

2.      Larutan gula 60%(600 g gula untuk 1 liter air)

3.      Larutan natrium bisulfat 3000 ppm(3 g Natrium per liter air

4.      Pewarna makanan secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Kolang-kaling direndam dalam air bersih selama satu malam, dicuci, lalu ditiriskan. Selanjutnya, direnam dalam larutan natrium bisulfat selama 1 jam, lalu dicuci dan ditiriskan.

2.      Apabila ingin diwarnai, kolang –kaling dicampur bahan pewarna sampai warnanya merata. Kemudian, dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan kelebihan warna.

3.      Gula dengan air dimasak hingga mendidih, lalu kolang-kaling dimasukkan(dibiarkan selama +- 5 menit); lalu diangkat. Buah dibiarkan terendam dalam larutan gula selama 24 jam. Langkah ini diulang sampai kolang-kaling terasa manis.

4.      Apabila manisan kolang-kaling ingin dinikmati bersama sirup gula, perendaman dalam larutan gula cukup satu malam saja.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN BELIMBING

a.       Bahan

1.      Buah belimbing

2.      Gula pasir ( 1kg gula pasir untuk setiap liter air)

3.      Gula karamel secukupnya(sebagai pewarna coklat)

4.      Larutan garam 3% ( 30 g garam untuk setiap liter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah dicuci sampai bersih, lalu permukaannya ditusuk-tusuk dengan menggunakan garpu, Kemudian, buah direndam dalam air garam selama 12 jam,setelah itu dicuci dan ditiriskan.

2.      Gula direbus dengan air hingga mendidih, lalu buah dimasukkan dan direbus sebentar. Rebusan buah belimbing diangkat dan biarkan terendam selama 12 jam, lalu ditiriskan.

3.      Bekas air rebusan dibubuhi sedikit gula karamel

4.      Apabila manisan kolang-kaling ingin dinikmati bersama sirup gula, perendaman dalam larutan gula cukup satu malam saja.hingga kecoklatan, lalu dididihkan kembali, diangkat dan dibiarkan mendingin. Buah direndam kembali selama 12 jam, lalu ditiriskan. Air gula dididihkan lagi, dibiarkan dingin, lalu buah direndam kembali. Langkah ini dapat diulang 5-6 kali. Pada perebusan terakhir, buah dan air gula direbus bersama-sama, kemudian buah ditiriskan dan dijemur hingga kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN NANAS KERING

a.       Bahan

1.      Buah nanas tua setengah masak

2.      Kapur sirih 2 sendok teh untuk setiap liter air

3.      Gula pasir 1 kg untuk setiap 1 liter air dan dibubuhi asam sitrat 2g.

4.      Garam secukpnya.

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang matanya, dicuci dengan air garam sampai bersih, dan ditiris tipis memanjang seperti sisir dengan tebal sekitar 0,5 cm.

2.      Larutan air kapur disaring untuk merendam nanas selama 30 menit, Setelah itu, buah nanas diangkat dan ditiriskan.

3.      Air direbus hingga mendidih, nanas dicelupkan kedalamnya selama +- 10 menit, lalu ditiriskan.

4.      Buat sirup dengan mencampurkan 1 kg gula pasir, 2 g asam sitrat, dan garam secukupnya kedalam 1 liter air. Kemudian, direbus hingga mendidih dan disaring. Potongan nanas dimasukkan ke dalam sirup, lalu dipanaskan di atas api kecil sampai sirup meresap ke dalam daging nanas. Setelah nanas berwarna kuning mengkilat dan sirup hampir semuanya meresap, nanas diangkat.

5.      Selanjutnya, potongan nanas disebarkan di atas tampah yang diberi alas plastik dan ditaburi gula pasir hingga merata. Kemudian dijemur dibawah sinar matahari sampai kering. Setelah kering, manisan nanas kering disimpan dalam wadah stoples atau plastik yang tertutup rapat.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN CEREMEI

a.       Bahan

1.      Buah ceremei yang cukup tua

2.      Garam 30 g perliter air

3.      Air kapur 2 sendok teh per liter air

4.      Gula pasir 1 kg per liter air

5.      pewarna merah secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Buah ceremei dicuci hinggah bersih, lalu direndam dalam larutan garam +- 15 menit. Tujuannya untuk menghilangkan rasa sepat dan mempermudah proses pelunakan.

2.      Selanjutnya, buah digilas, misalnya dengan menggunakan botol kosong yang bersih, sampai air ceremai keluar. Kemudian, buah disiram dan ditiriskan.

3.      Buah direndam dalam air kapur selama +- 12 jam lalu dicuci bersih

4.      Gula dan air direbus hingga mendidih, lalu diberi sumbah. Ceremei dimasukkan dan direbus selama +- 30 menit. Kemudian diangkat bersama air rebusannya dan dibiarkan terendam selama +- 12 jam.

5.      Keesokan harinya, rebusan buah ceremei dipanaskan kembali selama =- 30 meni. Langkah ini diulang sampai buah ceremai berasa manis(+- 3hari). Setelah itu, buah ditiriskan dab disebarkan di atas tampah, lalu dijemur hingga kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN MANGGA

a.       Bahan

1.      Buah mangga muda

2.      Gula pasir 600 g per liter air

3.      Air kapur 2 sendok teh per liter air

4.      Garam secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Buah Mangga dicuci dan dikupas bersih, lalu diiris tipis melebar.Selanjutnya, buah diremas-remas dengan sedikit garam agar rasa asamnya agak berkurang, kemudian dicuci kembali dan ditiriskan.

2.      Gula direbus bersama air hingga kental, lalu buah mangga dimasukkan dan dibiarkan sejenak. Setelah itu, rebusan diangkat dan buah mangga dibiarkan terendam selama semalam (+- 12jam). Apabila telah berasa manis, manisan mangga segera dikemas dalam plastik atau di masukkan ke dalam stoples dan ditutup rapat.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN BLIMBING WULUH

a.       Bahan

1.      Buah blimbing wuluh

2.      Larutan garam 0,3 % (3 g perliter air)

3.      Gula pasir sebanyak 50% dari berat buah.

b.      Cara membuat

1.      Buah blimbing dicuci bersih dan direndam dalam larutan garam selama 2 hari, kemudian ditiriskan. Selanjutnya, blimbing direndam dalam air biasa selama 6 hari dan setiap hari air perendaman diganti, lalu ditiriskan.

2.      Buah ditaburi gula pasir dan dibiarkan semalam. Air yang keluar dididihkan dan disiramkan kembali pada buah blimbing. Proses ini dilakukan berulang kali sampai air habis.

3.      Selanjutnya, dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SALAK BASAH

a.       Bahan

1.      Buah salak

2.      larutan Garam 2% (20 g garam per liter air)

3.      Larutan gula 60% (600 g gula per liter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah salak dikupas, kulit ari dan bijinya dibuang. Selanjutnya, buah dicuci bersih.

2.      Buah direndam dalam larutan garam selama satu malam(+- 12 jam), lalu ditiriskan.

3.      Gula dan air dimasak hingga mendidih, lalu disaring dan didinginkan. Setelah dingin, larutan gula dimasukkan dalam wadah toples. Kemudian, buah salak dimasukkan dan di rendam selama +- 1 minggu. Manisan siap dikomsumsi.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SALAK KERING

a.       Bahan

1.      Buah salak

2.      larutan Garam 2,5% (25 g garam per liter air)

3.      Larutan natrium bisulfit 1200 ppm (1,2 g natrium bisulfit per liter air)

4.      Larutan gula 60 % (600 g gula perliter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah salak dikupas, kulit ari dan bijinya dibuang, lalu dicuci bersih. Selanjutnya, buah direndam dalam larutan garam selama 5 jam. Kemudian, diangkat dan disiram untuk menghilangkan sisa sisa air garam dipermukaan buah.

2.      Larutan natrium bisulfit dimasak hingga mendidih, kemudian salak direbus selama +- 5 menit, lalu diangkat dan ditiriskan.

3.      Salak direndam dalam larutan gula selama +- 14 jam, lalu ditiriskan. Air sisa perendaman dipanaskan kembali dan ditambah gula hingga lebih pekat dari larutan semula. Salak direndam kembali selama +- 12jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. Selanjutnya, salak dijemur di atas para-para sampai kering (4- 6 hari). Manisan salak telah siap dikemas.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KULIT JERUK

a.       Bahan

1.      Kulit buah jeruk besar

2.      Gula merah atau gula pasir 600 g/liter air

3.      Kapur sirih dan tawas 2 sendok teh per liter air

4.      Bahan pewarna makanan secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Kulit jeruk bagian luar yang berwarna hijau dikupas dengan pisau tajam. Bagian dalamnya yang berwarna putih diiris-iris berbentuk balok, kubus, bulat, atau bentuk lain yang dikehendaki.

2.      Selanjutnya, buah yang telah dipotong-potong dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan getah dan segala kotoran yan melekat pada bahan.

3.      Setelah dicuci, potongan kulit jeruk direndam selama 1-2 hari dalam air yang diberi larutan kapur sirih dan sedikit tawas agar teksturnya menjadi keras dan kenyal.

4.      Potongan-potongan kulit buah diangkat dan dicuci untuk menghilangkan kelebihan larutan kapur atau tawas yang melekat.

5.      Potongan-potongan kulit buah direbus dengan air secukupnya sampai teksturnya empuk, kemudian diangkat dan ditiriskan.

6.      Buat larutan gula pasir atau gula merah. Banyaknya larutan yang harus dibuat disesuaikan dengan banyak sedikitnya kulit buah agar semua terendam. Apabila yang digunakan adalah gula pasir dapat ditambah bahan pewarna.

7.      Larutan gula direbus hingga mendidih dan agak kental. Potongan-potongan kulit jeruk dimasukkan kedalam wajan sedikit demi sedikit, sambil diaduk sam[pai merata. Pada saat diaduk, sebaiknya nyala api tidak terlalu besar agar tidak gosong/.

8.      Setelah laruta gula habis, pemasakan dihentikan dan potongan-potongan buah jeruk dituang ke atas nyiru yang di alasi plastik.

9.      Manisan kulit jeruk yang sudah dingin dan kering dibungkus plastik yang kedap udara.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN RAMBUTAN

a.       Bahan

1.      Buah rambutan

2.      Gula pasir secukupnya

3.      Garam secukupnya

4.      Asam sitrat secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Buah rambutan dikupas kulitnya dan disayat-sayat

2.      Gula dilarutkan dalam air dan direbus hinga mendidih, lalu ditamnbahkan asam sitrat dan gula secukupnya.

3.      Setelah mendidih, buah rambutan segera dimasukkan.

4.      Manisan rambutan sebaiknya disimpan dalam lemari es dan dapat dihidangkan dalam keadaan dingin.

MATERI TATA BOGA

SMP TAMAN DEWASA PRIGEN

TAHUN 2010-2011

PENGOLAHAN DAGING : PENGAWETAN DAGING DENGAN CARA DIGULAI DAN DIKERINGKAN

  1. TEORI

Daging merupakan sumber protein yang baik, sebab mengandung vitamin B terutama niasin dan zat besi yang siap untuk dimanfaatkan. Pada daging hewan yang tua, selain proteinnya cukup, juga mengandung lemak yang cukup. Namun sayang daya tahan daging segar hanya 24 jam dan setelah itu mulai timbul gejala pembusukan. Sebagai akibatnya, menurunlah nilai gizinya. Oleh sebab itu, perlu pengolahan lebih lanjut, supaya nilai gizinya tidak turun terlampau drasis.

Untuk pengolahan lebih lanjut, daging dapat diawetkan, diantaranya dengan membuat dendeng dan sosis. Pada prinsipnya proses ini memerlukan perlakuan umum, bahan pengawet gula (khususnya untuk dendeng), pemasakan (untuk sosis bila diperlukan), dan pengeringan.

  1. TUJUAN
    1. Untuk membuat daging supaya tahan lama
    2. Untuk membuat daging supaya lebih bermanfaat
    3. Dapat menerapkan pengolahan daging menurut petunjuk gizi dan kesehatan.
  1. PEMBUATAN DENDENG

A.    ALAT

1.      Cobek/lemper

2.      Blender

3.      Pisau

4.      Idig/tampah

5.      Pengaduk/solet

6.      Timbangan

B.     BAHAN

1.      Daging……………………………………………………..1 kg

2.      Gula kelapa……………………………………………400 kg

3.      Ketumbar………………………………………………..7.5 gr

4.      Asam jawa………………………………………………10  gr

5.      Bawang putih…………………………………………..10 gr

6.      laos…………………………………………………………sedikit

7.      Sendawa………………………………………………… Sedikit

C.     CARA KERJA

1.      Daging diiris tipis-tipis

2.      Buatlah bumbu dengan komposisi, garam, gula kelapa, dan sendawa. Bahan dihancurkan kemudian dilarutkan ke dalam air secukupnya.

3.      Rendamlah daging selama 1 – 4 jam

4.      Setelah diangkat, berilah bumbu-bumbu yang sudah dihancurlumatkan (lembut). Bumbunya adalah ketumbar, laos, bawang putih, dan asam jawa.

5.      Keringkan pada sinar matahari sampai kering

6.      Setelah kering bungkuslah dengan pembungkus yang bersih dan kering.

  1. PEMBUATAN SOSIS

A.    ALAT

1.      Penggiling daging

2.      Cobek/lemper

3.      Pisau

4.      Idig/tampah

5.      Alat pemasak

6.      Pengaduk/solet

7.      Timbangan

B.     BAHAN

1.      Daging sapi……………………………………………………1 kg

2.      Garam……………………………………………………..15-15 gr

3.      Merica…………………………………………………………4.5 gr

4.      Gula pasir……………………………………………………..10 gr

5.      Bawang putih……………………………………………..4 siung

6.      Bawang merah……………………………………………….15 gr

7.      Vitsin……………………………………………………………..1 gr

8.      Pala …………………………………………………….secukupnya

9.      Sendawa……………………………………………….secukupnya

C.     CARA KERJA

1.      Daging digiling

2.      Bumbu-bumbu dihaluskan

3.      Daging dan sendawa dicampur sehomogen mungkin

4.      Dibiarkan sebentar, kemudian dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan

5.      Gunakan tempat khusus, yaitu usus yang kering(misalnya usus sapi, usus domba, usus kambing atau dari bahan sintesis)

6.      Usus dibersihkan dengan air panas dahulu, kemudian diikat pada salah satu ujungnya.

7.      Daging-daging yang sudah digiling dan sudah diberi bumbu, dimasukkan ke dalam usus tersebut dan diikat

8.      Untuk selanjutnya bergantung pada keinginan : dijemur, ditanak, atau diasapi. Dijemur dan diasapi termasuk cara pengeringan

TUGAS DAN PERTANYAAN

  1. Amati setiap hari selama satu minggu hasil percobaan tersebut, meliputi : warna, bau, tekstur, dan rasanya.
  2. Bagaimana nilai gizinya setelah mengalami proses pengolahan?
  3. Diskusikan hasil percobaan yang diperoleh

Buatlah laporan hasil percobaan yang diperoleh

MATERI TATA BOGA

SMP TAMAN DEWASA PRIGEN

TAHUN 2010-2011

PENGOLAHAN DAGING : PENGAWETAN DAGING DENGAN CARA DIGULAI DAN DIKERINGKAN

  1. TEORI

Daging merupakan sumber protein yang baik, sebab mengandung vitamin B terutama niasin dan zat besi yang siap untuk dimanfaatkan. Pada daging hewan yang tua, selain proteinnya cukup, juga mengandung lemak yang cukup. Namun sayang daya tahan daging segar hanya 24 jam dan setelah itu mulai timbul gejala pembusukan. Sebagai akibatnya, menurunlah nilai gizinya. Oleh sebab itu, perlu pengolahan lebih lanjut, supaya nilai gizinya tidak turun terlampau drasis.

Untuk pengolahan lebih lanjut, daging dapat diawetkan, diantaranya dengan membuat dendeng dan sosis. Pada prinsipnya proses ini memerlukan perlakuan umum, bahan pengawet gula (khususnya untuk dendeng), pemasakan (untuk sosis bila diperlukan), dan pengeringan.

  1. TUJUAN
    1. Untuk membuat daging supaya tahan lama
    2. Untuk membuat daging supaya lebih bermanfaat
    3. Dapat menerapkan pengolahan daging menurut petunjuk gizi dan kesehatan.
  1. PEMBUATAN DENDENG

A.    ALAT

1.      Cobek/lemper

2.      Blender

3.      Pisau

4.      Idig/tampah

5.      Pengaduk/solet

6.      Timbangan

B.     BAHAN

1.      Daging……………………………………………………..1 kg

2.      Gula kelapa……………………………………………400 kg

3.      Ketumbar………………………………………………..7.5 gr

4.      Asam jawa………………………………………………10  gr

5.      Bawang putih…………………………………………..10 gr

6.      laos…………………………………………………………sedikit

7.      Sendawa………………………………………………… Sedikit

C.     CARA KERJA

1.      Daging diiris tipis-tipis

2.      Buatlah bumbu dengan komposisi, garam, gula kelapa, dan sendawa. Bahan dihancurkan kemudian dilarutkan ke dalam air secukupnya.

3.      Rendamlah daging selama 1 – 4 jam

4.      Setelah diangkat, berilah bumbu-bumbu yang sudah dihancurlumatkan (lembut). Bumbunya adalah ketumbar, laos, bawang putih, dan asam jawa.

5.      Keringkan pada sinar matahari sampai kering

6.      Setelah kering bungkuslah dengan pembungkus yang bersih dan kering.

  1. PEMBUATAN SOSIS

A.    ALAT

1.      Penggiling daging

2.      Cobek/lemper

3.      Pisau

4.      Idig/tampah

5.      Alat pemasak

6.      Pengaduk/solet

7.      Timbangan

B.     BAHAN

1.      Daging sapi……………………………………………………1 kg

2.      Garam……………………………………………………..15-15 gr

3.      Merica…………………………………………………………4.5 gr

4.      Gula pasir……………………………………………………..10 gr

5.      Bawang putih……………………………………………..4 siung

6.      Bawang merah……………………………………………….15 gr

7.      Vitsin……………………………………………………………..1 gr

8.      Pala …………………………………………………….secukupnya

9.      Sendawa……………………………………………….secukupnya

C.     CARA KERJA

1.      Daging digiling

2.      Bumbu-bumbu dihaluskan

3.      Daging dan sendawa dicampur sehomogen mungkin

4.      Dibiarkan sebentar, kemudian dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan

5.      Gunakan tempat khusus, yaitu usus yang kering(misalnya usus sapi, usus domba, usus kambing atau dari bahan sintesis)

6.      Usus dibersihkan dengan air panas dahulu, kemudian diikat pada salah satu ujungnya.

7.      Daging-daging yang sudah digiling dan sudah diberi bumbu, dimasukkan ke dalam usus tersebut dan diikat

8.      Untuk selanjutnya bergantung pada keinginan : dijemur, ditanak, atau diasapi. Dijemur dan diasapi termasuk cara pengeringan

TUGAS DAN PERTANYAAN

  1. Amati setiap hari selama satu minggu hasil percobaan tersebut, meliputi : warna, bau, tekstur, dan rasanya.
  2. Bagaimana nilai gizinya setelah mengalami proses pengolahan?
  3. Diskusikan hasil percobaan yang diperoleh

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN JAMBU BIJI

a.       Bahan

1.      Jambu biji mengkal 1 kg

2.      Air sebanyak 1 liter, dibubuhi ½ sendok teh kapur.

3.      Gula pasir 500 g

4.      Air 400 ml

5.      Cengkeh 3 biji

6.      Kayu manis sepanjang 5 cm

7.      Perahan jeruk nipis 1 sendok teh

8.      Garam secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Jambu dikupas, dibuang bijinya, dan dipotong-potong sesuai dengan selera. Setelah itu, jambu direndam dalam larutan air kapur selama 2 jam, lalu dicuci bersih dan ditiriskan.

2.      Gula dimasak bersama air hingga mengental, ditambahkan cengkeh, kayu manis, perahan jeruk nipis, dan garam. Kemudian , larutan gula angkat dan dinginkan. Setelah larutan gula dingin, jambu biji dimasukkan dan biarkan selama semalam(kira-kira 12 jam). Manisan jambu biji tersebut sebaiknya disimpan didalam lemari es. Manisan jambu biji dapat dinikmati bersama air perendamnya.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KEDONDONG

a.       Bahan

1.      Kedondong muda 1 kg

2.      Larutan garam 3% (30 g garam dalam 1 liter air)

3.      Air 1 liter dibubuhi 1 sendok teh kapur sirih

4.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dan dipotong-potong sesuai dengan selera. Setelah itu, kemudian direndam dalam larutan garam( selama beberapa menit), dan di cuci bersih

2.      Setelah itu, buah direndam didalam larutan kapur sirih (selama 12 jam ), diangkat, dicuci bersih, dan ditiriskan.

3.      Selanjutnya, buah ditata dalam wadah cekung, ditaburi gula pasir sedikit demi sedikit ( setiap 2 jam) hingga gula habis dan terbentuk cairan gula. Larutan harus cukup untuk merendam semua buah.

4.      buah dibiarkan selama 2 hari, lalu buah diangkat dan air gula dipanaskan kembali hingga mengental. Buah dimasukkan kembali ke dalam larutan gula. Demikian seterusnya hingga buah terasa manis.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SIRSAK

a.       Bahan

1.      Buah sirsak 1 kg

2.      Gula paris ½ kg

3.      Pewarna makanan secukupnya

4.      Tepung beras 2 sendok makan

5.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong halus.

2.      Gula pasir dimasak bersama 500 ml air hingga mengental. Potongan sirsak dimasukkan (api dikecilkan) dan diaduk hingga hancur serta tidak lengket pada jari bila dipegang. Setelah itu, diangkat dan ditambahkan pewarna makanan.

3.      Tepung beras disangrai. Hancuran buah diletakkan di atas wadah datar, ditaburi tepung beras dan gula pasir, kemudian dijemur, setelah agak kering, manisan dipotong –potong sesuai dengan selera.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN PEPAYA KERING

a.       Bahan

1.      Pepaya mengkal

2.      Larutan garam 10% (100g garam dalam 1liter air)

3.      Larutan asam sitrat 3% (30 g garam dalam 1 liter air)

4.      Larutan air kapur jenuh( air kapur dilarutkan dalam air sampai kapurnya tidak larut lagi) secukupnya.

5.      Larutan gula 25 brix(250 g gula + 750 g air)

6.      Tepung beras 2 sendok makan

7.      Gula pasir 1 kg

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong setebal 0,5 cm, direndam dalam larutan garam selama 2 jam, dan ditiriskan. Kemudian, direndam dalam larutan asam sitrat selama 2 jam, diangkat dan ditiriskan. Setelah itu, direndam dalam larutan kapur selama 24 jam, lalu ditiriskan.

2.      Larutan gula dimasak hingga mendidih, lalu diangkat. Buah dimasukkan ketika larutan masih panas(direndam selama 24 jam), lalu ditiriskan.

3.      Sisa larutan dipanaskan kembali hingga lebih kental lalu di angkat. Buah direndam kembali selama lama 24 jam. Buah ditiriskan, lalu dicelupkan sejenak ke dalam air mendidih.

4.      Selanjutnya, buah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan oven dengan suhu 60 drjt C- 65 drjt C selama 6,5 jam

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN PEPAYA BASAH

a.       Bahan

1.      Pepaya mengkal ukuran sedang 1 buah

2.      Kapur sirih 2 sendok teh dan garam 2 sendok makan, dilarutkan ke dalam 2 liter air.

3.      Air cucian beras 1 liter

4.      Gula pasir 1kg

5.      Daun pandan 2 lembar

6.      Daun jeruk purut 5 lembar

7.      Air bersih 1, 5 liter

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang bijinya, dipotong-potong dengan bentuk yang menarik, direndam dalam larutan kapur sirih  dan garam selama 12 jam, dan ditiriskan. Kemudian,(selama 24 jam), lalu dicuci bersih dan ditiriskan.

2.      Gula pasir, daun pandan, daun jeruk, dan air dimask hingga mengenal. Potongan pepaya dimasukkan, lalu panci diangkat. Buah direndam di dalam larutan gula (selama 12 jam), kemudian ditiriskan.

3.      Air gula sisa perendaman kembali dipanaskan hingga mengental, lalu pepaya kembali direnam selama 12 jam(langkah ini diulang selama kurang lebih 3 hari), lalu ditiriskan, dan siap dihidangkan.

4.      Selanjutnya, buah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan oven dengan suhu 60 drjt C- 65 drjt C selama 6,5 jam

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KOLANG -KALING

a.       Bahan

1.      Buah kolang-kaling dipilih yang berwarna bening dan ukurannya seragam.

2.      Larutan gula 60%(600 g gula untuk 1 liter air)

3.      Larutan natrium bisulfat 3000 ppm(3 g Natrium per liter air

4.      Pewarna makanan secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Kolang-kaling direndam dalam air bersih selama satu malam, dicuci, lalu ditiriskan. Selanjutnya, direnam dalam larutan natrium bisulfat selama 1 jam, lalu dicuci dan ditiriskan.

2.      Apabila ingin diwarnai, kolang –kaling dicampur bahan pewarna sampai warnanya merata. Kemudian, dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan kelebihan warna.

3.      Gula dengan air dimasak hingga mendidih, lalu kolang-kaling dimasukkan(dibiarkan selama +- 5 menit); lalu diangkat. Buah dibiarkan terendam dalam larutan gula selama 24 jam. Langkah ini diulang sampai kolang-kaling terasa manis.

4.      Apabila manisan kolang-kaling ingin dinikmati bersama sirup gula, perendaman dalam larutan gula cukup satu malam saja.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN BELIMBING

a.       Bahan

1.      Buah belimbing

2.      Gula pasir ( 1kg gula pasir untuk setiap liter air)

3.      Gula karamel secukupnya(sebagai pewarna coklat)

4.      Larutan garam 3% ( 30 g garam untuk setiap liter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah dicuci sampai bersih, lalu permukaannya ditusuk-tusuk dengan menggunakan garpu, Kemudian, buah direndam dalam air garam selama 12 jam,setelah itu dicuci dan ditiriskan.

2.      Gula direbus dengan air hingga mendidih, lalu buah dimasukkan dan direbus sebentar. Rebusan buah belimbing diangkat dan biarkan terendam selama 12 jam, lalu ditiriskan.

3.      Bekas air rebusan dibubuhi sedikit gula karamel

4.      Apabila manisan kolang-kaling ingin dinikmati bersama sirup gula, perendaman dalam larutan gula cukup satu malam saja.hingga kecoklatan, lalu dididihkan kembali, diangkat dan dibiarkan mendingin. Buah direndam kembali selama 12 jam, lalu ditiriskan. Air gula dididihkan lagi, dibiarkan dingin, lalu buah direndam kembali. Langkah ini dapat diulang 5-6 kali. Pada perebusan terakhir, buah dan air gula direbus bersama-sama, kemudian buah ditiriskan dan dijemur hingga kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN NANAS KERING

a.       Bahan

1.      Buah nanas tua setengah masak

2.      Kapur sirih 2 sendok teh untuk setiap liter air

3.      Gula pasir 1 kg untuk setiap 1 liter air dan dibubuhi asam sitrat 2g.

4.      Garam secukpnya.

b.      Cara membuat

1.      Buah dikupas, dibuang matanya, dicuci dengan air garam sampai bersih, dan ditiris tipis memanjang seperti sisir dengan tebal sekitar 0,5 cm.

2.      Larutan air kapur disaring untuk merendam nanas selama 30 menit, Setelah itu, buah nanas diangkat dan ditiriskan.

3.      Air direbus hingga mendidih, nanas dicelupkan kedalamnya selama +- 10 menit, lalu ditiriskan.

4.      Buat sirup dengan mencampurkan 1 kg gula pasir, 2 g asam sitrat, dan garam secukupnya kedalam 1 liter air. Kemudian, direbus hingga mendidih dan disaring. Potongan nanas dimasukkan ke dalam sirup, lalu dipanaskan di atas api kecil sampai sirup meresap ke dalam daging nanas. Setelah nanas berwarna kuning mengkilat dan sirup hampir semuanya meresap, nanas diangkat.

5.      Selanjutnya, potongan nanas disebarkan di atas tampah yang diberi alas plastik dan ditaburi gula pasir hingga merata. Kemudian dijemur dibawah sinar matahari sampai kering. Setelah kering, manisan nanas kering disimpan dalam wadah stoples atau plastik yang tertutup rapat.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN CEREMEI

a.       Bahan

1.      Buah ceremei yang cukup tua

2.      Garam 30 g perliter air

3.      Air kapur 2 sendok teh per liter air

4.      Gula pasir 1 kg per liter air

5.      pewarna merah secukupnya.

b.      Cara membuat

1.      Buah ceremei dicuci hinggah bersih, lalu direndam dalam larutan garam +- 15 menit. Tujuannya untuk menghilangkan rasa sepat dan mempermudah proses pelunakan.

2.      Selanjutnya, buah digilas, misalnya dengan menggunakan botol kosong yang bersih, sampai air ceremai keluar. Kemudian, buah disiram dan ditiriskan.

3.      Buah direndam dalam air kapur selama +- 12 jam lalu dicuci bersih

4.      Gula dan air direbus hingga mendidih, lalu diberi sumbah. Ceremei dimasukkan dan direbus selama +- 30 menit. Kemudian diangkat bersama air rebusannya dan dibiarkan terendam selama +- 12 jam.

5.      Keesokan harinya, rebusan buah ceremei dipanaskan kembali selama =- 30 meni. Langkah ini diulang sampai buah ceremai berasa manis(+- 3hari). Setelah itu, buah ditiriskan dab disebarkan di atas tampah, lalu dijemur hingga kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN MANGGA

a.       Bahan

1.      Buah mangga muda

2.      Gula pasir 600 g per liter air

3.      Air kapur 2 sendok teh per liter air

4.      Garam secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Buah Mangga dicuci dan dikupas bersih, lalu diiris tipis melebar.Selanjutnya, buah diremas-remas dengan sedikit garam agar rasa asamnya agak berkurang, kemudian dicuci kembali dan ditiriskan.

2.      Gula direbus bersama air hingga kental, lalu buah mangga dimasukkan dan dibiarkan sejenak. Setelah itu, rebusan diangkat dan buah mangga dibiarkan terendam selama semalam (+- 12jam). Apabila telah berasa manis, manisan mangga segera dikemas dalam plastik atau di masukkan ke dalam stoples dan ditutup rapat.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN BLIMBING WULUH

a.       Bahan

1.      Buah blimbing wuluh

2.      Larutan garam 0,3 % (3 g perliter air)

3.      Gula pasir sebanyak 50% dari berat buah.

b.      Cara membuat

1.      Buah blimbing dicuci bersih dan direndam dalam larutan garam selama 2 hari, kemudian ditiriskan. Selanjutnya, blimbing direndam dalam air biasa selama 6 hari dan setiap hari air perendaman diganti, lalu ditiriskan.

2.      Buah ditaburi gula pasir dan dibiarkan semalam. Air yang keluar dididihkan dan disiramkan kembali pada buah blimbing. Proses ini dilakukan berulang kali sampai air habis.

3.      Selanjutnya, dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SALAK BASAH

a.       Bahan

1.      Buah salak

2.      larutan Garam 2% (20 g garam per liter air)

3.      Larutan gula 60% (600 g gula per liter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah salak dikupas, kulit ari dan bijinya dibuang. Selanjutnya, buah dicuci bersih.

2.      Buah direndam dalam larutan garam selama satu malam(+- 12 jam), lalu ditiriskan.

3.      Gula dan air dimasak hingga mendidih, lalu disaring dan didinginkan. Setelah dingin, larutan gula dimasukkan dalam wadah toples. Kemudian, buah salak dimasukkan dan di rendam selama +- 1 minggu. Manisan siap dikomsumsi.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN SALAK KERING

a.       Bahan

1.      Buah salak

2.      larutan Garam 2,5% (25 g garam per liter air)

3.      Larutan natrium bisulfit 1200 ppm (1,2 g natrium bisulfit per liter air)

4.      Larutan gula 60 % (600 g gula perliter air)

b.      Cara membuat

1.      Buah salak dikupas, kulit ari dan bijinya dibuang, lalu dicuci bersih. Selanjutnya, buah direndam dalam larutan garam selama 5 jam. Kemudian, diangkat dan disiram untuk menghilangkan sisa sisa air garam dipermukaan buah.

2.      Larutan natrium bisulfit dimasak hingga mendidih, kemudian salak direbus selama +- 5 menit, lalu diangkat dan ditiriskan.

3.      Salak direndam dalam larutan gula selama +- 14 jam, lalu ditiriskan. Air sisa perendaman dipanaskan kembali dan ditambah gula hingga lebih pekat dari larutan semula. Salak direndam kembali selama +- 12jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. Selanjutnya, salak dijemur di atas para-para sampai kering (4- 6 hari). Manisan salak telah siap dikemas.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN KULIT JERUK

a.       Bahan

1.      Kulit buah jeruk besar

2.      Gula merah atau gula pasir 600 g/liter air

3.      Kapur sirih dan tawas 2 sendok teh per liter air

4.      Bahan pewarna makanan secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Kulit jeruk bagian luar yang berwarna hijau dikupas dengan pisau tajam. Bagian dalamnya yang berwarna putih diiris-iris berbentuk balok, kubus, bulat, atau bentuk lain yang dikehendaki.

2.      Selanjutnya, buah yang telah dipotong-potong dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan getah dan segala kotoran yan melekat pada bahan.

3.      Setelah dicuci, potongan kulit jeruk direndam selama 1-2 hari dalam air yang diberi larutan kapur sirih dan sedikit tawas agar teksturnya menjadi keras dan kenyal.

4.      Potongan-potongan kulit buah diangkat dan dicuci untuk menghilangkan kelebihan larutan kapur atau tawas yang melekat.

5.      Potongan-potongan kulit buah direbus dengan air secukupnya sampai teksturnya empuk, kemudian diangkat dan ditiriskan.

6.      Buat larutan gula pasir atau gula merah. Banyaknya larutan yang harus dibuat disesuaikan dengan banyak sedikitnya kulit buah agar semua terendam. Apabila yang digunakan adalah gula pasir dapat ditambah bahan pewarna.

7.      Larutan gula direbus hingga mendidih dan agak kental. Potongan-potongan kulit jeruk dimasukkan kedalam wajan sedikit demi sedikit, sambil diaduk sam[pai merata. Pada saat diaduk, sebaiknya nyala api tidak terlalu besar agar tidak gosong/.

8.      Setelah laruta gula habis, pemasakan dihentikan dan potongan-potongan buah jeruk dituang ke atas nyiru yang di alasi plastik.

9.      Manisan kulit jeruk yang sudah dingin dan kering dibungkus plastik yang kedap udara.

MEMBUAT MACAM-MACAM MANISAN

    1. MANISAN RAMBUTAN

a.       Bahan

1.      Buah rambutan

2.      Gula pasir secukupnya

3.      Garam secukupnya

4.      Asam sitrat secukupnya

b.      Cara membuat

1.      Buah rambutan dikupas kulitnya dan disayat-sayat

2.      Gula dilarutkan dalam air dan direbus hinga mendidih, lalu ditamnbahkan asam sitrat dan gula secukupnya.

3.      Setelah mendidih, buah rambutan segera dimasukkan.

4.      Manisan rambutan sebaiknya disimpan dalam lemari es dan dapat dihidangkan dalam keadaan dingin.

TATA BOGA

SMP TAMAN DEWASA PRIGEN

MENGENAL ISTILAH-ISTILAH TEKNIK MEMASAK

By : SONHAJI MUTIALLAH, M. MPd

PADA DASAR TEKNIK MEMASAK BAHAN MAKANAN DAPAT DIBEDAKAN MENJADI 3 (TIGA) MACAM TEKNIS, DIANTARANYA :

  1. MEMASAK DENGAN TEKNIK PANAS KERING (DRY HEAT COOKING)

Teknik memasak ini menggunakan panas yang dikenakan pada bahan makanan, bisa dari arah bawah, atas atau sekelilingnya, tanpa harus merendam dalam cairan panas, seperti :

  • Memanggang(Roasting/ baking)

Dalam bahasa Inggris memanggang dapat di bedakan antara roasting ditekankan untuk memanggang pada jenis bahan makanan daging-dagingan. Sedang, baking untuk memanggang makanan jenis cake, roti, atau kukis.

  • Barbeque

Istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi, dan dapat diartikan membakar makanan di atas bara api yang menyala. Contohnya: sate, kambing guling, dll

  • Gridding

Proses memasak ini dilakukan di atas plat(lempengan ) baja dengan sumber panas dari listrik atau gas. Biasanya digunakan untuk memasak steak, humburger, dll

  • Grilling

Yaitu pematangan bahan diatas atau diantara lempengan besi atau bisa juga ram-ram kawat yang diolesi dengan sedikit minyak. Proses memasaknya bisa dipanaskan langsung pada sumber panas dari listrik, gas atau arang. Misalnya membakar ikan, membuat kue dolar atau opak gambir.

  1. MEMASAK DENGAN  TEKNIK PANAS BASAH (MOIST HEAT COOKING)

Memasak dengan teknik panas basah bisa diartikan mematangkan bahan makanan dengan cairan sebagai mediatornya, diantaranya :

  • Merebus(boilling)

Teknik memasak yang satu ini memang umum dan sering digunakan. Dimana proses mematangkan bahan makanan dengan mencelupkan bahan makanan ke dalam air mendidih (100 C) Dalam waktu tertentu. Hal ini tergantung dari bahan makanan yang akan direbus, misal: daging, ikan, ayam ataupun sayuran. Yang perlu diingat, kandungan nutrisi dalam bahan makanan jika terkena panas harus diperhatikan.

  • Mengukus (Steaming)

Merupakan proses mematangkan bahan makanan dengan menggunakan uap. Dimana bahan yang akan dimatangka, diletakkan pada suatu tempat, kemudian bagian bawahna diisi air mendidih. Peralatan yang bisa digunakan seperti: dandang atau panci.

  • Menyetup (Irish Stew)

Teknik memasak ini  hampir sama dengan merebus, hanya yang membedakan penggunaan cairan seperti air, kaldu, atau santan ditambah dengan bumbu. Contoh masakan yang diproses dengan teknik ini:setup buah, sup, soto,gulai, dan masih banyak lagi.

  • Poaching

Mungkin istilah memasak yang satu ini agak asing terdengar, tetapi sering kita lakukan. Proses memasaknya juga hampir sama dengan merebus, tetapi menggunakan cairan berbumbu(poaching liquor). Bahan makanan yang serin digunakan pada teknik ini adalah telur atau ikan yang di fillet.

  1. MEMASAK DENGAN TEKNIK PANAS LEMAK ( FAT HEAT COOKING )

Proses ini mematangkan bahan makanan dengan cairan lemak atau minyak panas. Baik itu dalam jumlah banyak ataupun sedikit, seperti :

  • Deep Frying

Cara memasak  ini menggunakan cairan minyak yang jumlahnya lebih banyak. Teknik menggorengnya, semua bahan yang di goring harus terendam dalam minyak sehingga tidak perlu membolak-balik. Contoh bahan makanan yang bias dimasak dengan teknik ini sangat banyak sekali, seperti : kroket, limpia, donat, ayam goring, dll.

  • Shallow Frying

Shallow dapat diartikan mematangkan bahan makanan dengan bantuan minyak panas dalam alat penggorengan yang berupa wajan/ panic datar. Dimana pemakaian minyak harus menutupi dasar panic. Contohnya : humburger, beef steak cincang, dll.

  • Sautee

Teknik memasak ini dalam istilah bahasa indonesi adalah menumis. Hanya dengan menggunakan sedikit minyak, masakan yang dip roses dengan teknik ini penekannya untuk memberi lapisan coklat pada bahan, yang nantinya akan diproses lebih lanjut.